- Beranda » Liputan6 » TikTok Heboh Ajakan Diet dengan Americano, Apa Benar Bisa Bakar Lemak dan Bikin Kurus? Berita Viral Hari Ini Jumat 1 November 2024
TikTok Heboh Ajakan Diet dengan Americano, Apa Benar Bisa Bakar Lemak dan Bikin Kurus? Berita Viral Hari Ini Jumat 1 November 2024
Liputan6.com, Jakarta - Akhir-akhir ini, FYP TikTok dipenuhi dengan video yang mengajak mengganti minuman pelangsing mahal dengan americano, kopi hitam tanpa gula yang diklaim dapat membantu membakar lemak dan menurunkan berat badan. Namun, benarkah klaim ini? Seberapa efektif americano untuk diet?
Apa yang Dimaksud Dengan Americano?
Americano, atau sering disebut caffe Americano, adalah minuman kopi yang dibuat dengan mencampurkan espresso dan air panas. Proses ini menghasilkan rasa kopi yang lebih ringan dibandingkan espresso murni. Americano bisa dinikmati dalam dua versi, panas atau dingin. Bagi yang baru mencoba, es americano sering menjadi pilihan terbaik.
Bagi pencinta kopi, americano adalah favorit karena rasa yang tetap kaya tanpa tambahan gula atau creamer. Hal inilah yang membuatnya dianggap lebih sehat, terutama bagi mereka yang sedang menjalani program penurunan berat badan.
Advertisement
Apakah Americano Baik untuk Diet?
Di berbagai video TikTok, kreator menyebut bahwa minum americano dapat membantu proses penurunan berat badan. Satu hingga dua cangkir americano sehari diklaim mampu membakar lemak secara alami.
Dr. Zaidul Akbar, dalam sebuah video viral, juga mendukung klaim ini. Menurutnya, kopi, termasuk americano, adalah salah satu produk ciptaan Allah SWT yang kaya antioksidan, baik untuk kesehatan, dan berfungsi sebagai pembakar lemak atau fat burner.
"Kopi hitam bisa mengurangi selera makan kita, sehingga cocok untuk diet," kata dr. Zaidul Akbar.
Apakah Kopi Bisa Mengurangi Nafsu Makan?
Apakah kopi benar-benar bisa membantu mengendalikan rasa lapar dan membuatmu makan lebih sedikit?
Penelitian menunjukkan bahwa dalam jangka pendek, kafein dapat meningkatkan metabolisme tubuh dan membakar lemak lebih cepat. Namun, seiring waktu, tubuh akan membangun toleransi terhadap efek kafein, sehingga manfaat seperti pembakaran lemak dan peningkatan metabolisme akan berkurang.
Jika kamu berharap kopi bisa menjadi solusi jangka panjang untuk menurunkan berat badan, penting diingat bahwa tubuh mungkin menjadi kurang responsif terhadap efek kafein setelah konsumsi rutin.
Meskipun efek pembakaran lemak berkurang, beberapa bukti menunjukkan bahwa kafein mungkin masih bisa membantu mengurangi nafsu makan. Dalam sebuah penelitian, kafein terbukti mampu mengurangi rasa lapar pada pria, membuat mereka makan lebih sedikit setelah mengonsumsinya. Namun, efek serupa tidak ditemukan pada wanita.
Penelitian lain bahkan mengungkapkan bahwa kafein tidak selalu memberikan dampak signifikan terhadap nafsu makan pada pria. Ini menunjukkan bahwa respons tubuh terhadap kafein dalam mengendalikan nafsu makan sangat bervariasi antara individu, seperti dilaporkan oleh Healthline pada Kamis, 10 Oktober 2024.
Advertisement
Apakah Kafein pada Kopi Bisa Menurunkan Berat Badan?
Kafein dalam kopi diketahui mampu meningkatkan metabolisme tubuh, sehingga lebih banyak kalori terbakar. Minum kopi hitam tanpa gula juga membantu menjaga asupan kalori tetap rendah, menjadikannya pilihan tepat bagi mereka yang ingin mengontrol berat badan.
Selain bermanfaat dalam membakar lemak, minum americano juga diklaim baik untuk kesehatan jantung. Kandungan antioksidan yang tinggi dalam kopi hitam berperan penting dalam melawan radikal bebas yang dapat merusak sel-sel tubuh.
Lebih dari itu, kopi tanpa tambahan gula atau pemanis buatan dapat membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil, sehingga lebih sehat dibandingkan kopi yang menggunakan gula atau creamer.
Namun, seperti yang diingatkan dr. Zaidul Akbar, meskipun kopi memiliki banyak manfaat, tidak semua orang bisa menikmatinya. Bagi mereka yang memiliki masalah lambung atau maag, konsumsi kopi dapat memicu gejala seperti nyeri atau asam lambung naik.
Oleh karena itu, penting untuk mengenali kondisi tubuh sebelum rutin mengonsumsi americano sebagai bagian dari diet harian.
Apakah Kopi Mempercepat Metabolisme?
Kopi bukan hanya minuman populer yang disukai banyak orang untuk memulai hari, tapi juga dapat mempengaruhi metabolisme tubuh. Laju metabolisme istirahat (RMR) adalah kecepatan tubuh membakar kalori saat beristirahat.
Semakin tinggi RMR, semakin mudah bagi seseorang untuk menurunkan berat badan tanpa harus terlalu khawatir menambah kalori. Menurut Healthline, kafein diketahui dapat meningkatkan RMR seseorang sebesar 3 hingga 11 persen.
Semakin besar dosis kafein yang dikonsumsi, semakin besar pula efek yang ditimbulkan pada metabolisme tubuh. Menariknya, sebagian besar peningkatan metabolisme ini disebabkan oleh peningkatan pembakaran lemak.
Namun, manfaat ini lebih signifikan pada orang dengan berat badan normal dibandingkan mereka yang mengalami obesitas. Penelitian menunjukkan bahwa kafein dapat meningkatkan pembakaran lemak hingga 29 persen pada orang kurus, sedangkan pada orang gemuk, peningkatannya hanya sekitar 10 persen.
Selain itu, efek percepatan metabolisme ini cenderung menurun seiring bertambahnya usia dan lebih terasa pada individu yang lebih muda.
Advertisement
Bagaimana Cara Metabolisme Kafein?
Kafein bekerja dengan merangsang sistem saraf, yang kemudian mengirimkan sinyal langsung ke sel-sel lemak untuk memecah lemak dan melepaskannya ke dalam aliran darah.
Proses ini juga memicu peningkatan hormon epinefrin, atau yang lebih dikenal sebagai adrenalin, yang berperan dalam memberi sinyal kepada jaringan lemak untuk memecah lemak dan melepaskannya ke dalam darah.
Namun, melepaskan asam lemak ke aliran darah saja tidak cukup untuk menurunkan berat badan. Agar pembakaran lemak efektif, tubuh harus berada dalam kondisi keseimbangan energi negatif, yaitu ketika kalori yang dibakar lebih banyak daripada yang dikonsumsi.
Kondisi ini bisa dicapai dengan mengurangi asupan makanan atau meningkatkan aktivitas fisik. Di sinilah kopi berperan, karena kafein di dalamnya dapat mempercepat metabolisme dan membantu proses pembakaran lemak.
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence
Advertisement