- Beranda » Liputan6 » 5 Tanda Anda Mengalami Compassion Fatigue, Jangan Salah Artikan dengan Burnout Berita Viral Hari Ini Jumat 20 September 2024
5 Tanda Anda Mengalami Compassion Fatigue, Jangan Salah Artikan dengan Burnout Berita Viral Hari Ini Jumat 20 September 2024
Liputan6.com, Jakarta - Bekerja lima hari dalam seminggu belum lagi harus tetap bisa dihubungi saat tengah cuti hingga di akhir pekan, sering Anda alami dan hal-hal tersebut seperti menjadi hal yang lumrah dalam kehidupan kita saat ini. Maka tidak heran, Anda rentan mengalami burnout sampai stres yang berkepanjangan. Selain itu, hal tersebut bisa mempengaruhi kesehatan mental sehari-hari.
Namun, pernahkah Anda mendengar tentang compassion fatigue yang mungkin tanpa sadar Anda mengalaminya juga? Sekilas ciri-cirinya mirip dengan burnout, tapi sebenarnya keduanya tidak sama dan sering kali disalahpahami.
Dilansir dari Cosmopolitan, Kamis (8/8/2024), kami akan menjelaskan tentang compassion fatigue dan apa yang membedakannya dari hal-hal lain yang membuat kita merasa benar-benar lelah, layaknya mengalami burnout. Ini dia uraian selengkapnya yang bisa Anda baca!
Advertisement
Apa Itu Compassion Fatigue?
"Compassion fatigue mengacu pada dampak emosional, fisik, dan psikologis dari membantu orang lain yang biasanya mengalami stres atau trauma ekstrem," jelas anggota terdaftar British Association for Counselling & Psychotherapy (BACP), konselor Lisa Spitz. Ia juga menambahkan bahwa compassion fatigue merupakan sebuah istilah klinis.
Hal ini juga terkadang disebut sebagai "biaya perawatan", dan merupakan sesuatu yang mungkin dialami oleh mereka yang bekerja di bidang medis, kesehatan mental, atau perawatan yang berhubungan dengan banyak orang.
Perbedaan Compassion Fatigue dengan Burnout
"Compassion fatigue sering kali disalahartikan sebagai kelelahan karena burnout," kata Spitz, menjelaskan bahwa kedua istilah tersebut dapat melibatkan kelelahan mental, fisik, dan emosional. "Perbedaannya hanya ditemukan pada asal muasalnya – compassion fatigue cenderung muncul dari penanganan korban trauma, sedangkan kelelahan karena burnout karena stres pekerjaan dan terlalu banyak bekerja."
* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Siapa yang Terpengaruh oleh Compassion Fatigue?
Jadi, mengingat kelelahan ini memengaruhi mereka yang membantu orang lain melalui hal-hal seperti trauma, masuk akal jika beberapa profesi lebih rentan terhadap compassion fatigue daripada yang lain.
"Kelelahan ini terjadi pada pengacara, staf medis, profesional psikologis, dan pengasuh yang secara teratur ditempatkan dalam situasi yang sangat menegangkan," kata Spitz.
"Konselor dan psikoterapis, misalnya, berisiko karena kami mendengarkan orang-orang yang ingin bunuh diri, depresi, memiliki berbagai macam trauma, atau sedang berjuang melawan kesedihan dan kehilangan. Beban kasus kami bisa sangat berat dan, dalam skenario NHS atau biaya rendah, mungkin ada kekurangan dana dan perawatan yang tersedia."
Namun, bagaimana dengan kita semua, yang dihadapkan pada tantangan sehari-hari yang muncul dalam kehidupan di masyarakat pascapandemi, sembari berjuang menghadapi krisis biaya hidup – dapatkah kita juga menderita compassion fatigue? Karena, tentu saja, kita semua memiliki kapasitas yang lebih sedikit untuk mengatasi masalah orang lain, sementara kita memiliki cukup banyak masalah kita sendiri?
"Secara pribadi, meskipun kita mungkin memiliki lebih sedikit empati dan kita dapat mengakui bahwa kita khawatir tentang diri kita sendiri dan menjadi kurang toleran, ini tidak sama [dengan mengalami compassion fatigue] dan kita harus berhati-hati dalam mengadopsi istilah yang bersifat klinis, sementara tidak memahami apa sebenarnya artinya," catat Spitz.
Advertisement
Gejala Compassion Fatigue
Jadi, apa saja tanda-tanda yang perlu diwaspadai?
"Compassion fatigue terjadi ketika pemicu dan tekanan pekerjaan memengaruhi pikiran, suasana hati, dan kesejahteraan Anda sehari-hari. Wajar jika Anda terpengaruh oleh pekerjaan sebagai pengasuh, tetapi compassion fatigue terjadi ketika perasaan tersebut sangat membebani dan kemampuan Anda untuk melakukan pekerjaan atau aktivitas sehari-hari terhambat," jelas Spitz.
Menurut keahliannya, tanda-tandanya dapat meliputi:
-
Suasana hati yang berubah-ubah dari sedang hingga parah
Merasa pesimis dan sinis, menjadi sangat cepat marah, terlalu mudah tersinggung, dan suasana hati berubah secara tidak menentu
-
Keterpisahan
Menarik diri dari hubungan sosial yang mengakibatkan persahabatan/hubungan yang terabaikan. Putusnya hubungan emosional dengan orang lain dan rasa mati rasa dalam kehidupan pribadi/profesional Anda
-
Kecanduan
Menggunakan alkohol, perjudian atau narkoba
-
Kecemasan atau depresi
Hal ini sebagai respons terhadap situasi yang penuh tekanan dan traumatis. compassion fatigue dapat membuat dunia tampak sebagai tempat yang lebih berbahaya bagi Anda dan orang-orang yang Anda cintai. Hal ini juga dapat membuat Anda mempertanyakan keterampilan Anda sebagai seorang profesional dan apakah Anda benar-benar dapat membuat perbedaan
-
Produktivitas
Anda dapat mengalami kesulitan berkonsentrasi, sementara stres jangka panjang dapat memengaruhi fungsi memori
-
Kurang tidur