Berita Terkini Nasional Dan Internasional 2024
Home Skor bola Zodiakmu Hari Ini dairi G News  

Jangan Sampai Terjebak di Cycle of Abuse, Ini 5 Cara Melepasnya Berita Viral Hari Ini Jumat 20 September 2024

2. Incident Phase

Incident phase adalah saat perilaku kasar terjadi. Hal ini dapat terjadi dalam berbagai bentuk, termasuk kekerasan fisik, kekerasan emosional, serangan verbal, atau pemaksaan seksual. Tindakan pelaku kekerasan selama fase ini sering kali meledak-ledak dan tidak terduga, yang menyebabkan kerugian dan ketakutan yang signifikan pada korban.

Jenis-jenis kekerasan yang mungkin terjadi meliputi:

    Kekerasan fisik (memukul, menampar, mencekik) Kekerasan emosional (menghina, mempermalukan, mengancam) Kekerasan verbal (berteriak, mencaci maki) Kekerasan seksual (pemaksaan, penyerangan)

3. Reconciliation Phase

Setelah kejadian pelecehan, fase rekonsiliasi, yang juga dikenal sebagai "honeymoon phase" dimulai. Pelaku pelecehan mungkin meminta maaf, membuat alasan, atau berjanji bahwa pelecehan tidak akan pernah terjadi lagi.

Mereka mungkin menghujani korban dengan kasih sayang, hadiah, atau tindakan kebaikan untuk mendapatkan kembali kepercayaan dan kasih sayang mereka. Korban, yang berharap bahwa pelecehan telah berakhir, mungkin memaafkan pelaku dan percaya bahwa keadaan akan membaik.

Perilaku dalam fase ini meliputi:

    Permintaan maaf dan janji untuk berubah Hadiah dan kasih sayang sebagai tindakan penyesalan Korban merasa penuh harapan dan lega
4 dari 8 halaman

4. Calm Phase

Terakhir ada calm phase atau fase tenang. Hal ini biasanya ditandai dengan kembalinya stabilitas dan kenormalan sementara. Hubungan tampak membaik, dan tidak ada tanda-tanda kekerasan langsung.

Fase ini dapat berlangsung dalam jangka waktu yang bervariasi, dari beberapa hari hingga beberapa bulan, tetapi masalah yang mendasarinya tetap belum terselesaikan. Pelaku kekerasan dapat menggunakan periode ini untuk memperkuat kendali mereka atas korban.

Sementara dari pihak korban dapat menggunakan waktu ini untuk pulih dan mendapatkan kembali rasa normal.

Selama fase tenang biasanya terjadi:

    Hubungan mungkin tampak stabil dan damai Korban mungkin merasa lega dan penuh harapan Pelaku kekerasan dapat menggunakan periode ini untuk menegaskan kembali kendali secara halus
5 dari 8 halaman

Mengenali Tanda Korban Cycle of Abuse

Mengenali tanda-tanda cycle of abuse sangat penting untuk intervensi dan dukungan. Berikut ini beberapa indikator umum yang menunjukkan seseorang mungkin terjebak dalam siklus ini:

Perubahan perilaku

    Menarik diri dari aktivitas sosial dan mengisolasi diri dari teman dan keluarga Perubahan kepribadian, seperti meningkatnya kecemasan, ketakutan, atau depresi Perubahan mendadak dalam penampilan atau kebiasaan, yang mungkin merupakan upaya untuk menenangkan pelaku kekerasan

Tanda-tanda fisik

    Cedera yang tidak dapat dijelaskan atau sering mengunjungi ruang gawat darurat Mengenakan baju lengan panjang atau kacamata hitam di dalam ruangan untuk menyembunyikan memar atau cedera lainnya Terlihat gugup atau takut di sekitar pasangannya

Tanda-tanda emosional

    Menunjukkan harga diri dan harga diri yang rendah Mengungkapkan perasaan putus asa atau tidak berdaya Membuat alasan untuk perilaku pasangannya atau meremehkan tingkat keparahan insiden

Tanda bahaya komunikasi

    Menghindari percakapan tentang hubungan mereka atau mengubah topik pembicaraan saat hal itu muncul Terlalu tunduk pada pasangannya dalam percakapan atau keputusan Menunjukkan tanda-tanda ketakutan saat pasangannya disebutkan atau ada di sekitar
6 dari 8 halaman

Cara Memutuskan Cycle of Abuse

Memutus cycle of abuse memerlukan keberanian, dukungan, dan perencanaan strategis. Berikut ini beberapa langkah yang perlu dipertimbangkan, yang masing-masing diuraikan untuk memberikan lebih banyak panduan dan kejelasan:

1. Akui kekerasan

Langkah pertama adalah mengenali dan mengakui bahwa hubungan tersebut penuh kekerasan. Ini bisa menjadi kenyataan yang sulit karena pelaku kekerasan sering memanipulasi korbannya agar percaya bahwa kekerasan tersebut adalah kesalahan mereka atau bahwa kekerasan tersebut tidak parah.

Memahami dan mengakui bahwa Anda berada dalam situasi tersebut sangatlah penting. Hal ini memungkinkan Anda untuk mulai melihat hubungan dari perspektif baru dan menyadari bahwa perilaku yang Anda alami tidak normal atau tidak dapat diterima.

2. Cari dukungan

Menjangkau teman, keluarga, atau kelompok pendukung yang tepercaya dapat memberikan dukungan emosional dan saran praktis yang dibutuhkan untuk meninggalkan hubungan yang penuh kekerasan. Orang-orang ini dapat menawarkan perspektif yang berbeda dan mengingatkan Anda bahwa Anda layak diperlakukan dengan hormat.

Konselor dan terapis profesional juga dapat menawarkan bimbingan, membantu membangun harga diri Anda, dan memberikan strategi untuk mengatasi dampak emosional dari kekerasan.

Mereka dapat membantu membuat rencana untuk meninggalkan hubungan dengan aman dan mendukung Anda melalui proses tersebut.

7 dari 8 halaman

3. Buat rencana keamanan

Rencana keamanan sangat penting bagi mereka yang berencana meninggalkan hubungan yang penuh kekerasan. Rencana ini harus mencakup:

Tentukan tempat yang aman untuk dituju dalam keadaan darurat, seperti rumah teman, rumah anggota keluarga, atau tempat penampungan.

Kemas dan simpan dokumen penting (misalnya, identitas, akta kelahiran, catatan keuangan) dan kebutuhan pokok (misalnya, pakaian, obat-obatan).