Meneropong Prospek Harga Emas Usai Kembali Sentuh Rekor Tertinggi
Sebelumnya, Agustus 2024 menjadi bulan yang sangat bersejarah bagi harga emas acuan dunia (XAU). Meskipun dimulai pada level yang tinggi setelah kenaikan lebih dari 5 persen pada Juli 2024, harganya terus bergerak lebih tinggi di sebagian besar Agustus. Mencetak rekor tertinggi sepanjang masa di level USD 2.531 per ounce (oz) pada 20 Agustus 2024.
Emas membuktikan nilai dasarnya sebagai aset safe haven yang mungkin akan terus bersinar ke depan. Meskipun harus menghadapi pengaruh peningkatan ketegangan geopolitik di kawasan Timur Tengah dan Eropa Timur, mengalami volatilitas substansial akibat kejatuhan pasar saham besar, hingga mencerna ekspektasi suku bunga investor yang makin dovish.
Secara keseluruhan, Analis Broker Global Octa Kar Yong Ang menilai emas pada dasarnya memang patut dibeli. Namun, faktor teknis menunjukkan bahwa koreksi jangka pendek mungkin akan terjadi.
Menurut perhitungannya, emas akan menguji level USD 2.600 dan dapat bergerak menuju USD 3.000 pada 2025. Akan tetapi, analisis teknis mengindikasikan harga dapat mencapai level tertinggi ini hanya setelah koreksi bearish yang sehat.
"Ada begitu banyak alasan bagi harga emas untuk terus naik di bulan September. Terlalu banyak faktor bullish yang sudah diperhitungkan. Jika investor mulai berspekulasi bahwa ada sesuatu yang tidak berjalan sesuai rencana, mereka mungkin akan mengurangi eksposur net long secara drastis. Sehingga menyebabkan aksi jual besar-besaran pada harga emas," ungkapnya dalam pernyataan tertulis, Sabtu (14/9/2024).
Advertisement
Harga Emas Bakal Naik Bertahap
"Ini bukanlah skenario dasar kami, karena kami percaya bahwa emas akan terus naik secara perlahan. Tetapi kita harus bersiap menghadapi periode volatilitas di atas normal dan kemungkinan koreksi tajam ke bawah. Jalan menuju USD 2.600 per ounce tidak akan mudah," tegas Kar Yong Ang.
Kekuatan emas terhadap goncangan ekonomi sudah teruji sejak awal Agustus 2024. Kala itu, kekhawatiran resesi AS yang dipicu oleh laporan nonfarm payroll (NFP) yang mengecewakan untuk Juli telah mengguncang pasar global.
Indeks saham AS jatuh ke posisi terendah hampir selama dua bulan, sementara indeks saham acuan Jepang, Nikkei 225 mencatat penurunan terburuk dalam sejarah selama dua hari dengan penurunan 18,2 persen. Melebihi kerugian pada peristiwa Black Monday pada 1987.
Di sisi lain, pasar emas mengalami volatilitas yang cukup besar karena harga emas batangan berfluktuasi antara USD 2.360 dan USD 2.460 dalam satu sesi trading. Meskipun kemudian emas berhasil menutup beberapa poin penurunan, secara keseluruhan XAUUSD turun 1,5 persen.
Emas terus mencatat kenaikan sepanjang Agustus 2024, hingga mencapai level tertinggi baru sepanjang masa pada 20 Agustus 2024. Lantaran trader terus bertaruh pada penurunan suku bunga yang akan segera dilakukan oleh Fed, sembari menunggu revisi yang menyakitkan pada data penggajian AS dan pidato Jerome Powell di konferensi ekonomi Jackson Hole.
Meskipun ada kemunduran sementara, emas terus bergerak lebih tinggi di Agustus, dan harga logam kuning ini tetap bertahan di atas moving average 100 hari dan 200 hari.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Saksikan Video Harga Emas Antam Hari Ini Minggu 15 September 2024 Berita Viral Hari Ini Jumat 20 September 2024 Berikut ini..