- Beranda » Liputan6 » Krisdayanti: Saya dan Raul saat Pillow Talk Juga Ngomongin Politik Berita Viral Hari Ini Jumat 1 November 2024
Krisdayanti: Saya dan Raul saat Pillow Talk Juga Ngomongin Politik Berita Viral Hari Ini Jumat 1 November 2024
Liputan6.com, Jakarta Krisdayanti atau KD dikenal sebagai salah satu diva Indonesia. Dia termasuk penyanyi yang awet bertengger di jajaran artis top Indonesia. Bakatnya sebagai seorang entertainer sudah tampak sejak berusia belia. Masa remaja wanita kelahiran Batu, Jawa Timur, 24 Maret 1975 ini sudah sarat diwarnai kegiatan bernyanyi maupun beraksi di depan kamera.
Lahir dari pasangan Trenggono yang keturunan Jawa Timur dan Rachma Widadiningsih yang berdarah Belanda-Madura, sosok yang belakangan karib disapa KD ini memiliki seorang kakak bernama Yuni Shara yang juga seorang penyanyi, serta seorang adik perempuan berlainan ayah, Kartika Sari.
KD dibesarkan dalam keluarga yang kurang mampu dan kedua orangtuanya bercerai saat ia masih berusia dua tahun. Karena tidak punya penghasilan tetap, mereka sekeluarga tinggal di rumah sang nenek sampai ia duduk di bangku kelas tiga sekolah dasar.
Advertisement
Darah seni KD didapat dari ayahnya yang seorang pelukis dan seniman keroncong. Semua keluarga dari pihak ibunya juga mahir menyanyi, kecuali ibunya sendiri. Paman-paman Krisdayanti ada yang menjadi penyanyi gereja dan ada pula yang menyanyi di orkes di kampungnya.
Bersama sang kakak Yuni Shara, KD sudah kerap tampil bernyanyi dan menari sejak kecil. Karena kelincahannya saat bernyanyi, orang-orang di kampungnya menyebut KD seperti boneka India. Ia juga sering menjuarai berbagai lomba bernyanyi pada saat itu.
Pada 1984, KD dibawa ibunya hijrah ke Jakarta dengan modal Rp350.000 dari hasil patungan keluarga. Mereka kemudian menyewa rumah petak di sebuah gang sempit di Tebet, Jakarta Selatan. Untuk membiayai kehidupan mereka di Jakarta, ibunya bekerja di sebuah salon ditambah beberapa pekerjaan sampingan.
KD kemudian dimasukkan ke Sanggar Merah Putih pimpinan Toto Sugiarno. Dari sanggar tersebut Krisdayanti mendapat banyak kesempatan menyanyi. Ia antara lain mengisi suara di film anak-anak Megaloman saat masih berusia sembilan tahun dan menerima honor pertamanya sebesar Rp15.000.
Ketika berusia 12 tahun, KD membuat album solo berjudul Biasa Saja bersama perusahaan rekaman kecil bernama Gembala Record. Ia juga tercatat merilis album Burung-burung Malam ketika masih duduk di bangku SMP. Album ini dirilis pada 1987 juga di bawah perusahaan rekaman Gembala Record.
Di kancah nasional, potensi KD mulai muncul saat ia terpilih sebagai Gadis Sampul 1991. Popularitasnya meroket ketika ia menyabet gelar juara di sebuah ajang pencarian bakat bertitel Asia Bagus pada 1992.
Berbekal trofi di kompetisi bergengsi ini, KD merilis single pertamanya berjudul Pony Canyon yang beredar di Singapura dan Jepang. Sejak itu, kiprahnya di dunia tarik suara kian mencorong.
Tiga tahun kemudian, pada 1995, KD meluncurkan album profesionalnya yang pertama bertajuk Terserah. Tidak hanya album solo, di tahun 1996 bersama Anang Hermansyah, ia meluncurkan album duet Hanya Tuhan yang dijadikan cinderamata di pernikahan mereka.
Setelah menikah dengan Anang pada 22 Agustus 1996, karier KD semakin menanjak. Selain di dunia tarik suara, KD juga bersinar di dunia akting sepanjang tahun 1996 hingga 2003. Debutnya dimulai ketika menjadi pemeran utama sinetron Saat Memberi dan Menerima di RCTI pada 2006.
Setelah itu dia membintangi berbagai judul sinetron lain di berbagai stasiun TV. Di tahun 2006, KD bersama beberapa aktris dan aktor ternama lain merambah ke layar lebar dengan membintangi sebuah film berjudul Jatuh Cinta Lagi.
KD pernah menggelar tiga konser tunggal, masing-masing pada tahun 2001, 2004 dan 2005. Bahkan, sepanjang 2004, ia mengelar delapan konser di berbagai tempat, termasuk di luar negeri.
Segudang pencapaian dan prestasi itu pernah membuat Majalah SWA menahbiskan KD sebagai artis termahal di Indonesia. Berbagai penghargaan pun seperti berlomba-lomba dianugerahkan kepadanya, baik dari berbagai media maupun Lembaga dalam negeri serta mancanegara. Pada 2006, bersama Ruth Sahanaya dan Titi DJ, KD membentuk sebuah grup trio vokal yang mereka namai 3DIVA.
Namun, pada akhir 2007 ketiga diva ini retak hubungan kerja dengan dua partner mereka: Erwin Gutawa sebagai penata musik dan Jay Subiyakto selaku penata artistik. Maka di tahun 2008, 3DIVA pun berganti nama menjadi DI3VA, seiring hengkangnya Erwin Gutawa dan Jay Subiyakto.
Memperingati 12 tahun pernikahan, pada akhir 2008 Anang dan KD kembali merilis album duet berjudul Selusin. Meski mencatat sukses lumayan, album ini tak sanggup mempertahankan keutuhan rumah tangga mereka. Pada 22 Oktober 2009, Anang resmi menceraikan KD.
Setelah menyandang status janda, KD tetap berkarya. November 2009, ia merilis single-nya dengan judul Kamu di Hatiku Selamanya ciptaan Maia Estianty. KD menyatakan single ini merupakan awal hidupnya yang baru.
Dua tahun kemudian, Krisdayanti menikah dengan Raul Lemos pada tanggal 20 Maret 2011. Pernikahan tersebut dikaruniai seorang putri bernama Ariannha Amora Lemos dan seorang putera Kellen Alexander Lemos. Saat menjalani hidup barunya ini, Krisdayanti sempat menyatakan ia siap meninggalkan dunia hiburan dan menetap di Timor Leste sebagai seorang ibu rumah tangga.
Namun, rencana meninggalkan dunia hiburan bukan berarti KD tak menerima tawaran dari bidang lain. Buktinya, KD nyaris terjun ke dunia politik saat dikabarkan menjadi calon legislatif dari Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) pada Pemilu 2014.
Keinginan itu baru terwujud Ketika KD menyatakan maju sebagai calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) pada Pemilu 2019 dari PDIP. Ia mewakili daerah kelahirannya yaitu Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Timur V yang meliputi Kabupaten Malang, Kota Malang, dan Kota Batu.
Berdasarkan hasil rekapitulasi pemilu legislatif yang dilakukan KPU Jawa Timur pada 14 Mei 2019, Krisdayanti berhasil terpilih sebagai anggota DPR-RI periode 2019-2024 dengan mengumpulkan 132.131 suara sah.
Setelah menuntaskan satu periode berkantor di Senayan, kini KD menatap tantangan berikutnya dengan menjadi calon Wali Kota Batu pada Pilkada 2024 berpasangan dengan Kresna Dewana Phrosak yang didukung PDIP dan Nasdem.
Lantas, apa yang akan dilakukan KD jika nanti terpilih sebagai wali kota di kampung halamannya? Berikut petikan wawancara KD dengan Wayan Diananto dalam program Bincang Liputan6.
Langsung Go International
Publik umumnya mengetahui perjalanan KD berawal dari ajang Asia Bagus hingga kemudian menjadi salah seorang Diva Indonesia. Padahal perjalanan karier seorang KD tidak sesederhana itu, bisa diceritakan tepatnya seperti apa?
Saya paling senang kalau diminta flashback, kayaknya baru kemarin gitu usianya 16, padahal sekarang sudah mau 50 tahun. Ya senang kalau bicara tentang tantangan saya waktu memenangkan Asia Bagus di usia 16 tahun dan kemenangan itu membawa kontrak dengan international label yaitu Pony Canyon.
Dengan kemenangan itu pula justru saya enggak boleh punya rekaman di Indonesia. Makanya banyak orang bilang, sudah menang internasional tapi kok di dalam negeri enggak bikin apa-apa nih KD saat itu? Sampai akhirnya saya berpikir bahwa memang saat itu Pony Canyon adalah jembatan untuk saya go internasional di awal karier.
Karena memang yang punya Asia Bagus itu NHK TV yang memang ada hubungan dengan label Pony Canyon. Dan setelah itu memang cukup lama enggak bikin produksi di dalam negeri.
Dan di usia-usia produktif itu sinetron juga sedang ramai-ramainya. Jadi waktu itu saya juga jadi model kan? Mirip sekarang yang zaman-zaman endorse, jadi seperti itulah. Yang jelas saat di usia produktif itu saya isi dengan hal-hal positif.
Lantas, setelah vakum menyanyi?
Alhamdulillah di usia 19 kontrak dengan Hemagita cukup lama tuh sama Pak Handi dan Bu Acin. Bahkan sempat juga kerja sama dengan Mas Anang untuk memperkuat label di Hemagita, baru mereka bertransformasi ke Warner Music sebagai PMA.
Dan tentu ini juga sebuah peluang karier yang sangat luar biasa, karena kalau Warner Music kan pastinya walaupun kita enggak signing kontrak di Amerika, tapi apa pun produksinya, sebagai local label kita harus develop ke Amerika.
Dan Alhamdulillah waktu itu sempat bersama Erwin Gutawa mengaransemen sebuah lagu ciptaan Diane Warren yang memang dia pencipta lagu-lagu beken untuk almarhum Whitney Houston dan lain-lain. Dan ini cukup menjadi milestone saya juga untuk membawakan lagu-lagu pencipta luar negeri.
Kalau enggak salah Mba KD dulu pernah rekaman memakai nama Dayanti dan pernah tampil juga di TVRI pakai nama Yanti Shara?
Iya benar. Bahkan nyanyi lagu-lagu cover juga Waktu itu. Karena memang ya ibaratnya mungkin demand-nya besar dari para produser untuk menawarkan saya nyanyi di mana-mana. Tapi kan saya terkait kontrak luar negeri nih, enggak bisa sembarangan gitu kan. Jadi tampil di stasiun TV waktu itu enggak banyak.
TVRI sendiri buat saya itu rumah yang mengantarkan saya sampai punya kesempatan nyanyi di Asia Bagus, karena TVRI kan memang yang digandeng oleh NHK untuk mencari talent-talent baru, termasuk Dewi Gita gitu. Yang jelas nama pemberian orangtua itu Kris Dayanti.
Advertisement
1998, Titik Balik dan Transformasi
Di tahun 1998, Mba KD merilis album Sayang dan memperkenalkan inisial KD untuk pertama kalinya. Sejumlah lagu dalam album ini merajai hits di radio dan menjadi soundtrack sinetron. Apakah benar tahun 1998 telah mengubah wajah karier seorang Krisdayanti?
Aduh, itu kayaknya dua episode juga enggak bakal selesai kalau diomongin. Karena saya ingat 98 itu kita sedang krisis moneter. Ketika saya syuting video klip di Kebun Raya Bogor, saya masih ingat bagaimana semua harga naik, terus tiba-tiba kita juga mikirin label-label musik juga setengah mati.
Saya masih ingat juga di situ awal-awal hamil putri saya pertama sampai akhirnya karena enggak kebayang waktu itu trend musiknya mau menjadi seperti apa, jadi lagu Masih Ada Waktu dan judul Sayang itu lebih ke elaborate ke semua rasa ya kayaknya.
Lalu juga lagu Ku Tak Sanggup dibikin sebagai video klip pertama itu juga unik karena menggandeng Rizal Mantovani sebagai pembuat video klipnya. Seperti biasa, dia kalau bikin video tuh kayaknya harus punya makna gitu kan? Jadi kita diboyong ke Kebun Raya Bogor.
Bagaimana dengan single kedua?
Kemudian single di mana saya sedang hamil 8 bulan. Single Menghitung Hari dibuat dan itu sudah menggandeng sutradara dari Singapura kalau enggak salah. Jadi memang Warner cukup explore-lah dengan album itu ya. Dan lagu Menghitung Hari ciptaan Melly Goeslaw ini juga di-mixing langsung sama orang Jerman gitu kan. Jadi memang banyak melibatkan orang-orang yang kerenlah ya kala itu.
Sebetulnya lagu Menghitung Hari itu saya dapatnya dari Melly itu gandeng sama lagu Yang Kumau, tapi Yang Kumau disimpan dulu untuk masuk album Mencintaimu tahun 2000.
Jadi bisa dibilang transformasi dari analog itu aku masih merasakan banget sensasinya, gimana lagu-lagunya diisi pakai orkestra di studio dengan orang-orang hebat yang sekarang mungkin ya antara sudah pensiun sama sudah beberapa nama yang juga sudah almarhum ya.
Jadi bukan saja memberikan transformasi dan wajah, tapi juga lagu-lagu itu memang terlihat kerennya karena masih bisa bertahan dan masih bisa didengar sampai sekarang sebagai sebuah legacy.
Bahkan anak-anak saya juga masih mendengar lagu-lagu itu bukan hanya sekadar wajah, tapi juga menjadi titik transformasi bahwa karya itu memang harus dipikirin secara utuh ya, bahwa lagu itu punya makna, punya magnet adalah sebuah kekuatan dari penyanyi, pencipta lagu, arranger, komposer, sampai semua elemen pendukung.
Sinetron Stripping yang Mengubah Kualitas
Pada tahun 1998 pula Krisdayanti menjadi pemeran Utama dalam sinetron Doaku Harapanku, yang merupakan sinetron Ramadhan pertama dan pelopor sinetron stripping di televisi, bagaimana ceritanya?
Itu setelah lagu Menghitung Hari mendapatkan penghargaan. Memang 98 itu menjadi tahun penderitaan bagi kita semuanya, krisis moneter yang semuanya dalam keadaan sulit, namun ternyata juga memberikan satu hadiah yang sangat besar.
Album itu meledak hampir 200.000 kopi saat itu ya. Sampai aku masih ingat tuh menyusui Aurel, lagu itu ada di mana-mana saat itu tahun 98 dan tawaran sinetron pun akhirnya datang ya. Ketika itu, artis yang namanya sedang hits akan ditawarin tanpa melihat apakah sinetron ini cocok atau enggak. Saya ditawarin oleh Pak Raam Punjabi yang memang sebetulnya enggak pernah menyangka juga mungkin soal stripping itu.
Dia menawarkan, tapi mungkin saya juga antara enggak ngerti, tapi senang saja. Namanya juga anak umur 21 tahun yang biasanya honor sinetron kita dibayar per minggu ini tiba-tiba satu episode satu hari. Pasti kan namanya anak muda produktif senang dong ya, tiba-tiba nilai kontraknya bisa berlipat-lipat saat itu.
Dan sinetron stripping ini akhirnya juga meledak?
Sebetulnya saat saya dipanggil Pak Raam, enggak pernah menyangka bahwa sinetron itu akan ditonton oleh 80 juta masyarakat Indonesia. Tidak saja oleh kaum muslim yang sedang berpuasa, tapi juga bahkan eksekutif muda yang ke mana-mana bawa TV kecil zaman dulu itu, nonton maghrib-maghrib.
Artinya kan bahwa cerita ini sangat universal, terus juga hampir semua mata melihat sinetron Doaku Harapanku di jam primetime tapi mempengaruhi hidup kita. Artinya kita syuting sampai jam 2, jam 3 pagi, kita syuting sampai sore, langsung Pak Raam sendiri yang turun ngedit, langsung dikirim ke stasiun TV yang saat itu menyiarkan.
Jadi hampir bisa dibilang saat orang lain mau takbiran, kita masih kerja. Kayak gitu waktu itu ya kondisinya dan meledak sekali itu, sampai habis Lebaran langsung produksi lagi.
Wajah sinetron Indonesia pun berubah setelah itu? Artinya kan ini memang sesuatu yang enggak direncanakan tapi membawa berkah sampai mengubah sistem sinetron Indonesia jadi semuanya stripping sampai akhirnya kita kehilangan yang namanya kualitas, mohon maaf ya.
Karena apa? Produksi dibagi, ngebut. Sampai mohon maaf, artisnya sendiri enggak ada MCU, semuanya di wide-wide kayak gitu, terus enggak ada foreground, enggak ada master close up, semua mungkin artisnya tektoknya menghadap tembok karena ngejar pemain-pemain semua diambil sama produksi sinetron lain.
Transformasi stripping itu sebetulnya bukan ide dari kami, tapi memang membawa berkah untuk kami. Tapi sistem kerja yang berubah dan akhirnya mengurangi kualitas. Enggak tahu ya sampai sekarang sistemnya bagaimana, itu masih stripping atau kayaknya masih stripping ya karena Mama saya masih nonton setiap hari, ya stripping terus tuh kayaknya.
Advertisement
Dari Mencintaimu hingga Gelar Diva
Dari semua hist Mba KD, mungkin kita harus mencatat secara khusus untuk album Mencintaimu di tahun 2000 yang terjual hampir 400.000 kopi. Bahkan, video klip Mencintaimu dapat penghargaan dari Video Musik Indonesia Artis dengan Interpretasi Terbaik, bagaimana seorang KD melihat capaian ini?
Keren ya, kadang-kadang kita gitu, kadang kita berbuat sesuatu malah kadang secara remarks kita enggak ingat, tapi akhirnya menorehkan sebuah sejarah. Dan saya terima kasih sekali sebetulnya untuk industrinya saat itu, di mana ada transformasi musik dari analog ke digital dan itu mengubah kita semua.
Kerja-kerja kita juga berubah. Artinya, Mencintaimu itu memang secara musikalitas menumbuhkan kelas yang sangat-sangat istimewa buat saya, termasuk orkestrasi, semua musiknya live. Lalu semua senimannya benar-benar main di situ, ya kan?
Terus interpretasi lagunya juga sangat-sangat mewah dan bahkan lagu Mencintaimu mungkin sampai saat ini ribuan kali saya nyanyikan masih dengan suasana yang syahdu.
Sampai Pak Erwin Gutawa dengan aransemen baru pun dia masih menilai bahwa ini lagu sudah perfect, enggak perlu backing vocal, enggak perlu musik tambahan yang bagaimana, sudah sangat luar biasa, bahkan enggak bisa dinyanyikan, mohon maaf ya, boleh orang meng-cover tapi karakter itu enggak bohong.
Atau seperti dikatakan banyak orang, seolah-olah lagu itu memang diciptakan untuk Krisdayanti saja?
Terima kasih kalau ada yang beranggaan seperti itu.
Lalu, setahun setelah Mencintaimu menggelar konser tunggal untuk kali pertama di JCC, Mba KD mendapat gelar Diva, gimana tuh?
Tapi boleh dibilang masa itu memang eranya penyanyi perempuan, ya kan? Ada di saat kita tuh ambles, semua dangdut yang maju. Ada di saat penyanyi perempuan kita habis, semua frontline diisi penyanyi band, iya kan?.
Ada Peterpan, terus Sheila on 7, Padi dan lainnya. Ya memang sepertinya kayaknya ada rotasi trend-nya. Lalu semua unsur pendukungnya juga ada. Mungkin di tahun 2001 itu memang eranya penyanyi-penyanyi perempuan.
Jadi kalau ultimate diva itu bisa disandangkan, mungkin karena saat itu kan kita tahu Jakarta Convention Center satu tempat yang megah yang bahkan bisa menampung ribuan orang.
Walaupun saya juga bilang ke pemerintah saat itu kita tuh hampir enggak punya dome untuk konser bermusik, itu kan tempat olahraga, tempat conference, sebetulnya bukan tempat untuk artis menggelar konser.
Tapi itu menjadi satu titik sejarah ya ibaratnya kalau penyanyi sudah nyanyi di Malang, di Surabaya, di Bandung atau di Medan gitu. Nah JCC ini memang tempat untuk bisa menyuguhkan kualitas peran seorang penyanyi. Di mana tiket laris adalah bukti bahwa penyanyi ini diterima.
Saat itu kan 5.000 pack, lalu disiarkan langsung di SCTV dan kita tahu ini menjadi tolak ukur semua penyanyi, kalau mau dibilang ajangnya naik kelas ya harus bikin konser tunggal.
Tiga tahun kemudian Mba KD merilis album Cahaya, yang terjual 450.000 kopi, dapat triple platinum. Untuk kali pertama pula albumnya ada 4 cover?
Itu juga keunikan, idenya Pak Iman Sastrosatomo yang saat itu menjadi pimpinan di Warner Music. Jadi seperti yang dilakukan Michael Jackson, walaupun satu album, tapi cover CD-nya tuh macam-macam gitu. Jadi ini buat marketing bagus.
Ketika lagu Pilihlah Aku, Cahaya, Cobalah untuk Setia, Mahadaya Cinta, Penasaran, semua dibuat tampilan secara unik dan kemudian jadi hits dan cukup lama bertengger di chart-chart lagu di semua radio yang terus memutar lagu-lagu di album Cahaya.
Sampai sekarang radio itu punya peran penting untuk kami, radio menjadi tolak ukur lagu bisa punya airplay banyak karena yang dengar semakin luas, karena orang enggak ke mana-mana enggak bawa remote TV kan? Tapi kalau radio tuh sangat membantu untuk kita penyanyi.
Hidup Harus Terus Berjalan...
Tahun 2009 kita tahu itu fase yang berat untuk seorang Krisdayanti dalam mempertahankan keutuhan keluarga. Dari mana Mba KD mendapatkan kekuatan untuk melewati fase tersebut?
Saya di 2009 memutuskan bahwa memang tidak ada pilihan selain untuk kuat, tetap kuat ya. Karena benar, bahwa hidup terus berjalan. Bahwa semua agama juga mengajarkan bahwa tingkat ikhlas itu yang paling tinggi. Bahwa enggak ada sebuah keluarga yang berhasil tanpa ujian, itu satu.
Enggak ada doa juga yang enggak dikabulkan, jadi saat itu ya sudah, antara jodoh yang sudah selesai tapi kehidupan harus terus berjalan. Jadi memang saat itu cuma Tuhan berikan saya ganti, tapi ganti apa saya enggak tahu saat itu, karena usia saya juga bukan usia yang muda lagi untuk memulai keluarga baru.
Untuk rencana punya anak juga saya enggak berencana lagi. Tapi ketika saya diberikan rezeki lagi untuk bisa hamil anak ke 3 dan ke 4, itu di usia yang sebetulnya high risk untuk hamil pada usia 39 dan 40. Jadi ya keajaibannya dikasih lagi untuk jadi istri, jadi ibu lagi, terus mengasuh, mendidik dan membesarkan.
Ini adalah sebuah roda kehidupan yang diberikan kepada saya kembali, ini ujian dan kamu harus terus berjalan dan banyak juga hal-hal yang jauh lebih sedih dan lebih complicated, tapi kita harus yakin bahwa perempuan punya sumber kekuatan yang luar biasa. Dia bisa mendengar dan melakukan banyak hal dalam waktu yang bersamaan.
Multitasking ya?
Iya, multitasking. Jadi ya saya bersyukur dikasih rezeki lagi punya anak di usia yang tidak lagi muda. Dan alhamdulillah waktu 15 tahun saya pisah sama anak-anak itu dikasih waktu yang sangat cepat sampai rasanya enggak terasa, kayaknya baru kemarin Aurel sudah punya anak lagi.
Sama dengan doa saya ketika saya bilang semoga nanti cucuku aku bisa ketemu dan lain-lain. Terus sekarang cucunya sudah dua, terus yang sebegitu gemesnya dan lucu-lucunya sehingga hari-hari saya rasanya enggak ada kata lain selain syukur, syukur saja.
Bersyukur sekali bahwa dikasih ujian dan kelengkapan yang baik dalam hidup saya sampai akhirnya saya enggak ada, saya enggak ada dan enggak boleh komplain dalam hidup saya. Sama ke anak-anak saya juga mengatakan, selagi kamu masih bisa makan, masih bisa menghirup udara, masih dapat air bagus, enggak ada, enggak boleh kita komplain dalam hal apa pun.
Bahkan di fase berat pun masih bisa melahirkan karya, Kamu di Hatiku Selamanya dan lain-lain, kok bisa?
Itu hadiah dari sahabat aku, Maia Estianty, karena Maia juga dikasih pesan sama produser-produser dan teman-teman bermusiknya bahwa Maia juga harus hati-hati karena yang namanya segmen pasar ini kita enggak boleh pro ke siapa. Mohon maaf ya, di Indonesia ini masih sangat kuat budayanya untuk menjaga perasaan, nah ini kan harus dijaga.
Advertisement
Dari Senayan ke Kota Batu
Setelah puas merambah dunia hiburan, Mba KD kemudian terjun ke gelanggan politik dan berkantor di Senayan, kenapa sih harus berpolitik?
Iya, politik ini kan sebetulnya juga balik lagi ke kehidupan, politik itu sumber kehidupan, politik itu memperjuangkan emansipasi dan kesetaraan. That's why I am considering to choose politics to be honest to help people.
Alhamdulillah, saat itu orang pertama yang saya minta izin adalah, mohon maaf bukan karena Mama saya stroke dan tidak bisa saya ajak dua arah bicara, tapi suami saya karena memang Raul punya concern di politik yang sangat besar untuk membangun negaranya.
Kita pillow talk juga ngomongin politik dan alhamdulillah Timor Leste juga punya kedekatan emosional dengan Partai PDI Perjuangan saat itu. Walaupun saya nyanyi untuk semua partai politik, tapi di tahun 2018 saya dipinang oleh PDI Perjuangan ya sudah, Raul sangat mendukung.
Buat saya yang namanya istri bekerja pasti pertama mengharap ridho suami. Rasanya kita akan jadi jauh lebih tenang, bisa berpikir dan bisa berbuat kalau suami kita mendukung.
Sekarang Mba KD kembali ke kampung halaman di Batu, ikut pilkada. Sempat bikin heboh di Instagram Stories, katanya mau mundur dari kontestasi Pilkada Batu, kenapa?
Itu semata-mata karena rasa tanggung jawab saya juga, karena di tanggal 22 Agustus itu kan memang saya dapat rekomendasi langsung dari Ibu Megawati dan Beliau menyampaikan terkait komitmen tinggi. Karena komitmen tinggi itu pasti kan yang namanya perempuan saya dikasih absolute power sama suami saya yang dia tinggal di Timor Leste.
Pasti kepercayaan itu, kepercayaan dia, mata dia terkait saya harus mengurus segala domestik itu di pundak saya. Terus kalau saya harus di kota lain bagaimana? Wah, itu langsung muter tuh sorenya. Belum lagi nanti pertanyaan Aurel, cucu, dan lainnya.
Walaupun jauh hari sebelum saya dapat rekomendasi saya sudah bilang juga sama Mba Ketua, Mba Puan Maharani, bahwa memang dia menyampaikan pilkada selain biaya mahal, walaupun itu akan ada dukungan dari partai, biaya mahal, komitmen tinggi, tapi juga survei, survei, survei.
Jadi saya pikir, oh ya survei. Jangan mentang-mentang masyarakat mendukung tapi surveinya enggak tinggi kan juga elektabilitasnya enggak oke juga gitu. Dan alhamdulillah 1x24 jam saya juga menyampaikan akhirnya juga ini kan berkah luar biasa.
Pilkada bukan sekadar dukungan untuk konsolidasi, tapi bergerak bersama rakyat. Bagaimana masalah masalah rakyat ini bisa kita selesaikan secara profesional. Ini bukan sembarangan, kan di atas saya juga ada kader-kader hebat yang lebih dulu masuk ke politik sampai itu diberikan kepada saya, artinya kan ada tujuan mulia.
Akhirnya saya dengan kekalahan kemarin di legislatif Gusti Allah antar saya untuk kembali pulang ke tanah kelahiran dengan membangun Kota Batu, mungkin maksudnya dari tangan kamilah yang muda-muda ini rencananya, skenarionya.
Penasaran, ada pesan khusus enggak sih dari Ibu Megawati?
Pesan khususnya jangan kurus-kurus karena nanti yang namanya pilkada kan kita marathon, speed, full speed. Jangan sampai capek, jangan sampai sakit ya. Ini tinggal 30 hari, ini saya datang hanya untuk ke Liputan6 tentunya.
Ya karena buat aku ya kita punya kedekatan yang emosional, yang baik. Lalu saya juga perlu menyampaikan bahwa tujuan-tujuan mulia saya di politik ini adalah karena memang keinginan saya. Bahwa sejatinya kalau kita masuk ke politik, kita harus selalu menawarkan apa yang bisa kita bantu.
Harapan untuk Kota Batu
Menurut pandangan Mba KD, hal apa saja di Kota Batu yang harus dibenahi?
Akhirnya, walaupun banyak pilihan ya, saya ingin supaya masyarakat kita tidak terpolarisasi, terbelah dan lain-lain. Oke, banyak pilihan dan saya tahu ini banyak tokoh masyarakat yang dimajukan di pilkada. Artinya enggak apa-apa, secara demokrasi masyarakat Kota Batu sudah sangat-sangat tinggi nilai demokrasinya.
Dan saya berpikir kualitas Kota Batu sebagai kota wisata yang kita harapkan tidak saja bertambah wisatawannya, tapi juga membawa Kota Batu mendunia dengan basis wisata kerakyatan dan juga ramah lingkungan. Itu yang saya harapkan, karena Kota Batu yang hanya 200 ribu penduduk tapi wisatawannya 10 juta lebih, nah ini kan bawa sampah.
Saya kepinginnya nih sampah bisa bersih di Kota Batu. Sampah bisa diangkut setiap hari, tapi bagaimana juga Kota Batu punya tempat pemrosesan akhir yang lebih baik. Secara regional mungkin dilakukan di Malang Raya. Jadi memang sampah di Kota Batu pertama harus dibersihkan, karena untuk menjadi kota yang bersih harus bebas sampah.
Ketika memutuskan maju di Pilkada Batu, seperti apa respons keluarga?
Ya itu tadi, balik lagi ke izin suami, terus ya anak-anak. Anak-anak bertanya, if you're running for the mayor, nanti kamu mau ngapain? Terus Mami mau tinggal di mana? Nah, ini kan polanya memang saya belum, please give me a space dulu nih untuk Mami konsentrasi untuk campaign gitu.
Karena insyaAllah nanti akan mengikuti ya kan? Flight connectivity juga sudah banyak ya, tinggal saya minta Tuhan jauhkan saya dari rasa malas di usia saya tua sampai nanti. Lalu izinkan saya untuk lebih dekat selalu dengan cara-caramu ke anak-anak. Jadi yang penting saya mau berbuat untuk tanah kelahiran saya Kota Batu ini bisa bisa mendunia. Itu harapan saya.
Seandainya nanti terpilih menjadi Wali Kota Batu periode 2024-2029, apa yang akan dilakukan KD untuk warga Kota Batu?
Jadi Kota Batu ini sangat penting saat ini untuk kita mendorong derajat kesehatannya supaya masyarakatnya bisa hidup sehat. Tapi performa pelayanannya juga harus kita dorong. Artinya pembangunan rumah sakit, peningkatan dari puskesmas tingkat D kita dorong ke kualitas puskesmas tingkat A dan juga akhirnya bisa punya kemandirian obat-obatan, karena kita tahu obat-obatan juga masih mahal, obat-obatan masih impor.
Bagaimana nanti Kota Batu dengan wisata, ini udaranya saja sudah tujuan wisata, landscape-nya kita sudah senang banget gitu ya. Artinya Kota Batu bisa menjadi tujuan wisata kesehatan. Nanti hal-hal yang terkait di situ, baik itu kehidupan sosialnya, masyarakatnya pasti akan bahu membahu, semua peningkatan ekonominya jadi jauh lebih baik.
Terkait bagaimana nanti upaya masyarakat untuk saling mengadakan sarana-sarana penginapan, akomodasi hotel, lalu ekonomi kreatif yang semakin bertumbuh dengan adanya peningkatan kesejahteraan kesehatan masyarakat itu semuanya akan membuat masyarakatnya jauh lebih sejahtera. Ya, harapan saya itu.
Apa yang ingin Mba KD sampaikan untuk masyarakat Kota Batu menjelang pilkada yang tinggal menghitung hari ini?
Terima kasih, berikan kepercayaan ini untuk saya. Buat saya bukan hanya sekadar tagline ya, Pilih Paling Ayu. Karena buat saya semakin banyak perempuan di ruang publik artinya perempuan bukan hanya sekadar sektor untuk membangun, tapi juga objek untuk arah kebijakannya.
Semakin banyak kebijakan-kebijakan perempuan yang perspektif gender, pasti perempuan-perempuan jadi jauh lebih berdaya. Hidup perempuan! Saatnya perempuan berdaya.
Saksikan Video Krisdayanti: Saya dan Raul saat Pillow Talk Juga Ngomongin Politik Berita Viral Hari Ini Jumat 1 November 2024 Berikut ini..