Liputan6.com, Jakarta - Semangat dan harapan membara terlihat jelas di wajah Gerry, siswa SMK Sint. Joseph dari Bajawa, Flores, saat ia menyatakan, “Senang sekolah di Jakarta, karena nanti kalau pulang bisa buka bengkel motor di kampung.”

Pernyataan ini menggambarkan tekad kuat para siswa dari berbagai pelosok Indonesia yang datang ke ibu kota untuk mengejar impian mereka.

Bahasa menjadi salah satu tantangan utama bagi siswa SMK Sint. Joseph yang berasal dari Mentawai, Nias, Ende, dan daerah lainnya, mengingat mereka baru memulai studi di Jakarta pada awal Juli tahun ini.

Meskipun ada kendala dalam berkomunikasi, interaksi yang hangat dan produktif tetap terjalin di Lab Teknologi dan Bisnis SMK yang berlokasi di Jakarta Pusat. Sekolah ini mendidik 85 persen siswa dari luar Jakarta yang menerima beasiswa penuh, tinggal di asrama, dan hanya bisa pulang setelah lulus.

Kepala SMK Sint. Joseph, Dodot Willy Edi Wibowo, mengungkapkan bahwa pihaknya kini membuka peminatan Desain Komunikasi Visual untuk menjawab kebutuhan dan minat anak-anak milenial. Namun, pengalaman di Jakarta membawa tantangan tersendiri, terutama dalam hal teknologi dan bahasa.

“Anak-anak lebih cepat belajar komputer dibandingkan bahasa,” tambah Dodot.

Sinergi antara SMK Sint. Joseph dan IMDE (Institut Media Digital EMTEK) semakin erat, dengan fokus pada pengembangan keterampilan dan teknologi.

Sementara itu, Rektor IMDE, Totok Amin Soefijanto, menegaskan, “Kita punya semangat yang sama dalam mencerdaskan anak bangsa. Tidak hanya mendidik untuk meraih gelar sarjana tetapi juga berdampak untuk adik-adik SMK."