“Beliau (Prabowo Subianto) juga titip supaya tuberkulosis ditangani dengan lebih cepat,” kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat ditemui di Jakarta, Senin (21/10/2024).
Terkait salah satu program unggulan bidang kesehatan ini, peneliti global health security Dicky Budiman memberi masukan untuk Prabowo dan Budi. Dicky menilai, diperlukan perencanaan yang rinci dan terukur, dengan penetapan timeline dan key performance indicators (KPI) yang jelas.
Dicky pun merinci saran rencana aksi 100 hari pertama Kemenkes terkait program percepatan penanganan tuberkulosis sebagai berikut:
Bulan 1-2: Deteksi dan Penemuan Kasus
Di bulan pertama dan kedua, Dicky menyarankan adanya deteksi dan penemuan kasus tuberkulosis.
Ini dapat dilakukan dengan kolaborasi dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Artinya, melakukan integrasi layanan deteksi dini TBC melalui sistem jaminan kesehatan nasional (JKN) di Puskesmas dan klinik.
“Fokus pada wilayah dengan insiden tinggi seperti Jawa Barat, Sumatera Utara, Papua, dan Jakarta,” saran Dicky lewat keterangan tertulis dikutip Rabu, 23 Oktober 2024.
Pelatihan Tenaga Kesehatan
Di bulan pertama dan kedua, Dicky juga menyampaikan perlunya pelatihan tenaga kesehatan.
“Program pelatihan intensif bagi 2.000 tenaga kesehatan di daerah dengan beban TBC tertinggi, untuk meningkatkan kapasitas deteksi dan penanganan pasien.”
Santri yang berada di pesantren sebaiknya di cek kesehatannya untuk mencegah penularan penyakit termasuk tuberkulosis (TBC). Penyakit ini merupakan salah satu penyakit yang rentan terjadi di pesantren.