Latih Ibu-Ibu PKK Bikin Snack Bar Kelor
Pelatihan pembuatan snack bar daun kelor pun diberikan kepada ibu-ibu PKK. Para ibu di kelurahan Wonodri diberikan pelatihan cara membuat snack bar berbahan dasar daun kelor dengan harapan mereka bisa membagikan kemampuan tersebut pada ibu-ibu lainnya.
“Menggandeng ibu-ibu PKK sebagai mitra utama, diharapkan program PKM-PM Elsibarkelor ini dapat menjadi salah satu langkah nyata masyarakat dalam upaya menekan angka stunting di wilayah mereka,” kata Jatra, anggota tim PKM lainnya.
Selain mengolah makanan cegah stunting dari daun kelor, warga juga diberikan pelatihan penggunaan aplikasi Elsimil sehingga mereka dapat mengoperasikannya secara mandiri.
Pelatihan ini bertujuan mengoptimalkan keberadaan aplikasi Elsimil yang diluncurkan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
Aplikasi ini memiliki tiga fitur utama, yaitu skrining yang mencakup calon pengantin, calon pasangan usia subur, ibu hamil, ibu pasca persalinan, dan keluarga yang memiliki bayi usia 0-59 bulan. Lalu, beragam edukasi terkait kesehatan reproduksi dan cara menjaga kehamilan, serta konsultasi dengan ahli dari BKKBN.
“Dari awal ada pendampingan karena sebelum menikah itu ada kriteria yang harus dipenuhi terlebih dahulu. Bahkan, sekarang sudah bekerja sama dengan Kementerian Agama sehingga siapa pun yang mau menikah itu harus mengisi skrining dari aplikasi Elsimil. Jadi, mereka harus dapat sertifikat dulu baru bisa mengajukan pernikahan ke KUA,” jelas Novalino.
Harap Tekan Angka Stunting
Dengan adanya program ini, lanjut Novalino, diharapkan mampu menekan angka stunting di kelurahan Wonodri dan mendorong kreativitas masyarakat dalam memanfaatkan daun kelor. Serta dapat membantu mensukseskan program zero stunting yang digalakkan oleh pemerintah dengan memanfaatkan aplikasi Elsimil secara optimal.
Percepatan penurunan stunting merupakan salah satu program prioritas nasional. Sebenarnya, permasalahan stunting ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga di berbagai negara.
Menurut UNICEF, stunting disebabkan anak kekurangan gizi dalam dua tahun usianya, ibu kekurangan nutrisi saat kehamilan, dan sanitasi yang buruk. Prevalensi stunting di Indonesia saat ini adalah 21,6 persen, sementara target yang ingin dicapai adalah 14 persen pada 2024. Untuk itu, diperlukan upaya bersama untuk mencapai target yang telah ditetapkan, salah satunya dimulai dari unit terkecil dalam masyarakat, yakni keluarga.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Saksikan Video Bantu Turunkan Stunting, Mahasiswa UGM Bikin Snack Bar Berbahan Dasar Daun Kelor Berita Viral Hari Ini Kamis 19 September 2024 Berikut ini..