Berita Terkini Nasional Dan Internasional 2024
Home Skor bola Zodiakmu Hari Ini dairi G News  

Skena Adalah: Memahami Fenomena Subkultur Anak Muda Berita Viral Hari Ini Rabu 16 Oktober 2024

Skena Musik dan Pengaruhnya

Musik merupakan salah satu elemen paling fundamental dalam pembentukan dan perkembangan skena. Bahkan, dapat dikatakan bahwa skena musik adalah cikal bakal dari berbagai bentuk skena lainnya. Mari kita telusuri lebih dalam mengenai peran dan pengaruh musik dalam fenomena skena, serta bagaimana hal ini membentuk lanskap budaya pop kontemporer.

Skena musik, pada dasarnya, merujuk pada komunitas yang terbentuk di sekitar genre atau aliran musik tertentu. Ini bisa mencakup musisi, promotor, pemilik venue, jurnalis musik, hingga para penggemar yang setia. Beberapa contoh skena musik yang telah memberi dampak signifikan terhadap budaya pop antara lain:

    Skena punk: Muncul pada 1970-an dengan semangat DIY dan sikap pemberontakan terhadap establishment. Skena grunge: Berkembang di Seattle pada 1980-an dan 1990-an, membawa estetika "slacker" ke mainstream. Skena elektronik/rave: Mengubah lanskap musik dance dan kultur clubbing sejak 1980-an. Skena hip-hop: Lahir dari komunitas urban Afrika-Amerika, kini menjadi salah satu genre musik paling berpengaruh di dunia. Skena indie rock: Menekankan pada produksi dan distribusi musik secara independen, menentang dominasi label besar.

Di Indonesia, skena musik juga memiliki sejarah panjang dan beragam. Beberapa contoh skena musik yang berkembang di tanah air antara lain:

    Skena punk/hardcore: Berkembang pesat di kota-kota besar sejak 1990-an. Skena indie pop: Melahirkan banyak band dan musisi independen yang kini menjadi ikon musik Indonesia. Skena metal: Memiliki basis penggemar yang solid dan loyal di berbagai daerah. Skena elektronik/EDM: Berkembang seiring maraknya kultur clubbing di kota-kota besar. Skena hip-hop: Mengalami kebangkitan signifikan dalam beberapa tahun terakhir, melahirkan banyak rapper berbakat.

Pengaruh skena musik terhadap budaya pop sangatlah luas dan mendalam. Beberapa aspek di mana skena musik memberi dampak signifikan antara lain:

1. Inovasi musikal: Skena musik seringkali menjadi tempat lahirnya genre-genre baru dan eksperimen suara yang segar. Banyak inovasi musikal yang awalnya muncul di skena underground kemudian diadopsi oleh musik mainstream.

2. Fashion dan gaya visual: Setiap skena musik umumnya memiliki estetika visual yang khas, yang kemudian mempengaruhi tren fashion secara lebih luas. Contohnya, gaya punk yang kini telah menjadi inspirasi bagi banyak desainer high-fashion.

3. Sikap dan nilai: Skena musik sering membawa nilai-nilai dan sikap tertentu, seperti pemberontakan, kebebasan berekspresi, atau kritik sosial. Nilai-nilai ini kemudian mempengaruhi cara pandang generasi muda secara lebih luas.

4. Ekonomi kreatif: Skena musik mendorong tumbuhnya berbagai industri kreatif, mulai dari label rekaman independen, merchandise, hingga festival musik alternatif.

5. Identitas kolektif: Melalui skena musik, banyak anak muda menemukan identitas dan rasa memiliki. Ini menjadi wadah bagi mereka untuk mengekspresikan diri dan terhubung dengan orang-orang yang memiliki minat serupa.

6. Kritik sosial: Banyak skena musik yang menjadi corong bagi isu-isu sosial dan politik. Lirik-lirik lagu dalam skena tertentu seringkali mengangkat tema-tema kritis yang jarang dibahas di ranah mainstream.

Namun, perkembangan teknologi dan perubahan pola konsumsi musik juga membawa tantangan bagi skena musik. Era streaming dan media sosial telah mengubah cara orang menemukan dan menikmati musik. Ini membuat batas antara skena underground dan mainstream menjadi semakin kabur.

Di sisi lain, kemudahan akses informasi juga membuat skena musik menjadi lebih terbuka dan inklusif. Seorang penggemar musik di Indonesia kini dapat dengan mudah mengakses dan terinspirasi oleh skena musik dari belahan dunia lain.

Fenomena "polisi skena" juga menjadi isu yang sering diperdebatkan dalam konteks skena musik. Ada kekhawatiran bahwa sikap eksklusif dan judgmental dari sebagian anggota skena justru bertentangan dengan semangat kebebasan dan kreativitas yang menjadi inti dari kultur skena itu sendiri.

Terlepas dari berbagai tantangan dan perubahan, skena musik tetap menjadi elemen penting dalam ekosistem budaya pop kontemporer. Ia terus menjadi tempat bagi musisi dan penggemar untuk bereksperimen, mengekspresikan diri, dan menciptakan koneksi yang bermakna melalui kecintaan bersama terhadap musik.

5 dari 11 halaman

Fashion dan Gaya Berpakaian Skena

Fashion merupakan salah satu aspek paling menonjol dan mudah diidentifikasi dari fenomena skena. Gaya berpakaian tidak hanya menjadi cara bagi anak-anak skena untuk mengekspresikan identitas mereka, tetapi juga menjadi penanda visual yang membedakan mereka dari kultur mainstream. Mari kita telusuri lebih dalam mengenai karakteristik, evolusi, dan signifikansi fashion dalam konteks skena.

Setiap skena umumnya memiliki kode pakaian (dress code) yang khas, meskipun tidak selalu eksplisit atau kaku. Beberapa elemen fashion yang sering dikaitkan dengan anak skena antara lain:

    Kaos band: Mengenakan kaos dengan logo atau artwork band-band indie atau underground adalah salah satu cara paling umum bagi anak skena untuk menunjukkan afiliasi musikal mereka. Celana: Celana jeans atau cargo yang longgar (baggy) sering menjadi pilihan. Namun, ada juga skena yang lebih memilih celana ketat (skinny jeans), tergantung pada subkultur spesifik. Sepatu: Sneakers dari brand-brand tertentu (seperti Vans atau Converse) atau sepatu boots (seperti Dr. Martens) sering menjadi pilihan footwear anak skena. Aksesori: Topi beanie, kacamata vintage, kalung choker, atau gelang-gelang dari berbagai material sering digunakan untuk melengkapi penampilan. Outer: Jaket denim, jaket kulit, atau hoodie sering menjadi pilihan untuk lapisan luar. Tas: Tote bag dengan desain unik atau backpack dari brand-brand tertentu sering menjadi pilihan.

Penting untuk dicatat bahwa gaya berpakaian skena bukanlah sesuatu yang statis. Ia terus berevolusi seiring waktu dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk:

1. Pengaruh global: Kemudahan akses informasi melalui internet membuat anak-anak skena di Indonesia dapat dengan mudah terinspirasi oleh gaya berpakaian subkultur dari berbagai belahan dunia.

2. Fusi dengan budaya lokal: Banyak anak skena yang mengadopsi elemen-elemen fashion global namun mengkombinasikannya dengan unsur-unsur lokal, menciptakan gaya yang unik dan khas Indonesia.

3. Tren vintage dan second-hand: Ada kecenderungan di kalangan anak skena untuk menghargai pakaian vintage atau bekas, baik karena alasan estetika maupun sebagai bentuk kritik terhadap konsumerisme.

4. DIY dan customization: Semangat Do It Yourself yang kental dalam kultur skena juga tercermin dalam fashion. Banyak anak skena yang memodifikasi atau membuat sendiri pakaian mereka.

5. Crossover dengan high fashion: Beberapa elemen fashion skena kini bahkan diadopsi oleh brand-brand high fashion, menciptakan dinamika menarik antara underground dan mainstream.

Signifikansi fashion dalam konteks skena tidak bisa diremehkan. Beberapa peran penting fashion dalam ekosistem skena antara lain:

1. Identitas visual: Fashion menjadi cara instant bagi anak skena untuk menunjukkan afiliasi dan identitas mereka kepada dunia luar.

2. Kode komunikasi: Melalui pilihan pakaian, anak-anak skena dapat dengan mudah mengidentifikasi orang lain yang memiliki minat atau nilai serupa.

3. Ekspresi kreativitas: Fashion menjadi medium bagi anak skena untuk mengekspresikan kreativitas dan individualitas mereka.

4. Kritik sosial: Pilihan fashion yang menentang norma mainstream seringkali menjadi bentuk kritik terhadap nilai-nilai dominan dalam masyarakat.

5. Ekonomi kreatif: Fashion skena telah melahirkan banyak brand lokal dan desainer independen, mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif.

Namun, popularisasi gaya berpakaian skena juga membawa beberapa isu dan perdebatan:

1. Autentisitas vs tren: Ada kekhawatiran bahwa gaya berpakaian skena yang kini populer di media sosial telah kehilangan esensi dan autentisitasnya.

2. Komersialisasi: Adopsi elemen fashion skena oleh brand-brand besar menimbulkan pertanyaan tentang integritas dan "penjualan" subkultur.

3. Eksklusivitas: Fenomena "polisi skena" yang menghakimi autentisitas seseorang berdasarkan pakaian mereka dianggap bertentangan dengan semangat inklusivitas skena.

4. Sustainability: Dengan maraknya fast fashion, ada dorongan dari sebagian anak skena untuk lebih memperhatikan aspek keberlanjutan dalam pilihan fashion mereka.

Terlepas dari berbagai isu tersebut, fashion tetap menjadi aspek integral dari fenomena skena. Ia bukan sekadar tentang pakaian, melainkan cerminan dari nilai-nilai, aspirasi, dan identitas kolektif sebuah generasi. Dalam lanskap budaya pop yang terus berubah, gaya berpakaian skena terus menjadi penanda visual yang kuat dari semangat kreativitas, individualitas, dan perlawanan terhadap status quo.

6 dari 11 halaman

Komunitas dan Interaksi Sosial dalam Skena

Salah satu aspek paling fundamental dari fenomena skena adalah dimensi komunitasnya. Skena bukan sekadar tentang musik, fashion, atau gaya hidup tertentu, melainkan juga tentang bagaimana individu-individu dengan minat serupa berkumpul, berinteraksi, dan membangun identitas kolektif. Mari kita telusuri lebih dalam mengenai dinamika komunitas dan interaksi sosial dalam konteks skena.

Komunitas skena umumnya terbentuk secara organik di sekitar minat atau nilai bersama. Beberapa karakteristik umum dari komunitas skena antara lain:

 

 

    Informalitas: Struktur organisasi dalam komunitas skena cenderung cair dan tidak hierarkis.

 

 

    DIY ethos: Ada semangat kemandirian dan "do it yourself" yang kuat.

 

 

    Solidaritas: Anggota komunitas sering kali memiliki rasa solidaritas yang tinggi satu sama lain.

 

 

    Eksklusivitas: Meski tidak selalu disengaja, komunitas skena seringkali terkesan eksklusif bagi orang luar.

 

 

 

 

Interaksi sosial dalam komunitas skena memiliki beberapa dimensi menarik:

1. Ruang fisik: Meski era digital telah mengubah banyak hal, ruang fisik tetap penting dalam interaksi komunitas skena. Tempat-tempat seperti toko musik indie, kafe-kafe alternatif, atau venue konser underground menjadi "markas" di mana anggota komunitas berkumpul dan berinteraksi.

2. Event dan gathering: Konser, pameran seni, atau sekedar nongkrong bersama menjadi momen penting bagi komunitas skena untuk mempererat ikatan dan berbagi pengalaman.

3. Media sosial dan platform digital: Teknologi telah membuka dimensi baru dalam interaksi komunitas skena. Grup chat, forum online, atau akun-akun sosial media khusus menjadi sarana bagi anggota komunitas untuk tetap terhubung.

4. Kolaborasi kreatif: Banyak proyek kreatif, mulai dari produksi musik hingga pembuatan zine, lahir dari interaksi dan kolaborasi dalam komunitas skena.

5. Pertukaran informasi: Komunitas skena menjadi sumber informasi penting tentang musik, event, atau tren terbaru yang mungkin tidak mudah diakses melalui media mainstream.

6. Mentorship informal: Anggota komunitas yang lebih berpengalaman sering kali menjadi mentor bagi anggota yang lebih muda, menciptakan rantai pengetahuan dan skill yang berkelanjutan.

Namun, dinamika komunitas skena juga membawa beberapa tantangan dan isu:

1. Gatekeeping: Ada kecenderungan dari sebagian anggota komunitas untuk menjadi "penjaga gerbang", menentukan siapa yang "layak" menjadi bagian dari skena.

2. Echo chamber: Karena intensnya interaksi dalam komunitas, ada risiko terbentuknya echo chamber di mana ide-ide dan perspektif yang sama terus berputar tanpa tantangan.

3. Konflik internal: Seperti halnya komunitas lain, skena juga tidak lepas dari potensi konflik internal, baik karena perbedaan ideologi, persaingan, atau masalah personal.

4. Eksklusi sosial: Meski tidak disengaja, komunitas skena yang terlalu eksklusif dapat menciptakan barrier bagi individu-individu yang ingin bergabung namun merasa terintimidasi.

5. Resistensi terhadap perubahan: Beberapa komunitas skena mungkin sulit menerima perubahan atau evolusi dalam musik, fashion, atau nilai-nilai yang mereka anut.

6. Tekanan konformitas: Meski skena sering diasosiasikan dengan kebebasan berekspresi, ada juga tekanan untuk conform dengan standar atau ekspektasi tertentu dalam komunitas.

Menariknya, era digital telah membawa perubahan signifikan dalam dinamika komunitas skena. Beberapa dampak teknologi terhadap interaksi sosial dalam skena antara lain:

1. Perluasan jangkauan: Komunitas skena kini dapat terhubung secara global, menciptakan jaringan yang melampaui batas geografis.

2. Demokratisasi informasi: Akses terhadap musik, fashion, atau ide-ide baru menjadi lebih mudah, mengurangi peran gatekeeper tradisional.

3. Fragmentasi: Kemudahan membentuk komunitas online dapat menyebabkan fragmentasi skena menjadi sub-sub kelompok yang lebih kecil dan spesifik.

4. Percepatan tren: Informasi tentang tren baru menyebar dengan sangat cepat, mempercepat siklus evolusi dalam skena.

5. Blurring boundaries: Batas antara skena dan mainstream menjadi semakin kabur, menciptakan dinamika baru dalam hal autentisitas dan identitas.

Terlepas dari berbagai tantangan dan perubahan, komunitas tetap menjadi jantung dari fenomena skena. Ia memberikan rasa memiliki, platform untuk berkreasi, dan ruang aman bagi individu-individu untuk mengekspresikan diri. Dalam dunia yang semakin terfragmentasi, komunitas skena menawarkan koneksi dan identitas kolektif yang bermakna bagi banyak anak muda.

Pada akhirnya, interaksi sosial dalam skena bukan hanya tentang musik, fashion, atau gaya hidup. Ia adalah tentang bagaimana individu-individu menemukan resonansi dengan orang lain, membangun ikatan, dan bersama-sama menciptakan makna dalam dunia yang kompleks. Melalui komunitas skena, anak-anak muda tidak hanya menemukan cara untuk mengekspresikan diri, tetapi juga menemukan "rumah" di mana mereka merasa diterima dan dipahami.

7 dari 11 halaman

Perkembangan Skena di Indonesia

Fenomena skena di Indonesia memiliki sejarah panjang dan dinamika yang unik, mencerminkan kompleksitas sosial, budaya, dan politik negara ini. Mari kita telusuri lebih dalam mengenai perkembangan skena di tanah air, dari awal kemunculannya hingga bentuknya yang kontemporer.

Cikal bakal skena di Indonesia dapat ditelusuri hingga era 1970-an dan 1980-an, ketika musik rock dan metal mulai mendapatkan penggemar di kalangan anak muda urban. Namun, momentum sesungguhnya terjadi pada awal 1990-an, ditandai dengan beberapa perkembangan penting:

Era reformasi pada akhir 1990-an membawa angin segar bagi perkembangan skena di Indonesia. Kebebasan berekspresi yang lebih besar memungkinkan berbagai subkultur untuk tumbuh dan berkembang lebih leluasa. Beberapa perkembangan signifikan pada periode ini antara lain:

Memasuki era 2000-an, skena di Indonesia mengalami diversifikasi dan ekspansi yang signifikan. Beberapa tren penting pada periode ini antara lain: