Berita Terkini Nasional Dan Internasional 2024
Home Skor bola Zodiakmu Hari Ini dairi G News  

Golput Adalah Golongan Putih, Pahami Fenomena Sikap Melepas Hak Pilih dalam Pemilu Berita Viral Hari Ini Senin 14 Oktober 2024

4. Golput Pragmatis

Golput pragmatis terjadi ketika seseorang memilih untuk tidak mencoblos karena menganggap pemilu tidak memberi keuntungan langsung bagi dirinya. Karakteristik golput jenis ini:

    Memandang bahwa mencoblos atau tidak tidak akan membawa perubahan signifikan Melihat proses politik seperti pemilu secara setengah-setengah Cenderung meningkat ketika pemilu berdekatan dengan libur panjang

5. Golput Politis

Golput politis adalah sikap yang diambil oleh orang-orang yang sebenarnya percaya pada negara dan pemilu, namun memilih untuk tidak mencoblos karena:

    Merasa kandidat-kandidat dalam pemilu tidak mampu mewadahi kepentingan mereka Tidak menemukan figur atau partai yang sesuai dengan preferensi politik mereka

5 dari 8 halaman

Statistik Golput di Indonesia

Untuk memahami seberapa signifikan fenomena golput di Indonesia, mari kita lihat statistik golput dari beberapa pemilu terakhir:

Pemilu Legislatif:
    1999: 7.3% 2004: 15.9% 2009: 29.1% 2014: 24.89%

Pemilu Presiden:
    2004 (Putaran I): 21.8% 2004 (Putaran II): 23.4% 2009: 28.3% 2014: 29.01% 2019: 18.03%

Data ini menunjukkan bahwa angka golput cenderung fluktuatif, dengan puncaknya terjadi pada Pemilu 2009 dan 2014. Namun, pada Pemilu 2019 terjadi penurunan yang cukup signifikan, menunjukkan adanya peningkatan partisipasi pemilih.

6 dari 8 halaman

Dampak Golput Terhadap Demokrasi

Fenomena golput memiliki dampak yang tidak bisa diabaikan terhadap kualitas demokrasi di Indonesia. Beberapa dampak negatif dari tingginya angka golput antara lain:

1. Terganggunya Program Kerja Pemerintah

Tingginya angka golput dapat mengurangi legitimasi pemerintah terpilih. Meskipun secara hukum sah, pemerintah yang terpilih dengan partisipasi pemilih yang rendah akan menghadapi tantangan dalam menjalankan program kerjanya. Hal ini karena:

    Kurangnya dukungan dan kepercayaan publik Potensi resistensi yang lebih besar terhadap kebijakan-kebijakan yang diambil

2. Gangguan Terhadap Sistem Demokrasi

Golput dalam jumlah besar dapat mengancam esensi demokrasi itu sendiri. Demokrasi yang sehat membutuhkan partisipasi aktif dari warganya. Ketika banyak warga memilih untuk tidak berpartisipasi:

    Keputusan-keputusan penting negara hanya ditentukan oleh sebagian kecil populasi Representasi kepentingan masyarakat menjadi tidak menyeluruh

3. Peluang Bagi Kelompok Terorganisir

Ketika banyak pemilih memutuskan untuk golput, hal ini memberi kesempatan lebih besar bagi kelompok-kelompok yang terorganisir dengan baik untuk memenangkan pemilu. Implikasinya:

4. Menghambat Regenerasi Politik

Golput yang tinggi, terutama di kalangan pemilih muda, dapat menghambat proses regenerasi politik. Ketika generasi muda tidak terlibat dalam proses demokrasi: