- Beranda » Liputan6 » Joko Widodo, Presiden ke-7 Indonesia yang Mengubah Wajah Negeri dan Kontroversi di Akhir Jabatan Berita Viral Hari Ini Selasa 24 September 2024
Joko Widodo, Presiden ke-7 Indonesia yang Mengubah Wajah Negeri dan Kontroversi di Akhir Jabatan Berita Viral Hari Ini Selasa 24 September 2024
Liputan6.com, Jakarta Joko Widodo, atau yang akrab disapa Jokowi, telah menjadi sosok sentral dalam politik Indonesia selama satu dekade terakhir. Sebagai presiden ke-7 Republik Indonesia, Jokowi telah memimpin negeri ini sejak tahun 2014, membawa perubahan signifikan dalam berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Dari latar belakangnya sebagai pengusaha mebel hingga menjadi orang nomor satu di Indonesia, perjalanan Jokowi penuh dengan cerita inspiratif dan prestasi yang patut diapresiasi.
Advertisement
Dalam masa kepemimpinannya, presiden ke-7 ini telah menggagas dan mengimplementasikan berbagai kebijakan yang bertujuan untuk memajukan Indonesia. Mulai dari pembangunan infrastruktur besar-besaran, reformasi birokrasi, hingga hilirisasi industri, Jokowi berusaha membawa Indonesia menuju era baru yang lebih maju dan sejahtera. Namun, seperti halnya pemimpin lain, kepemimpinan Jokowi juga tak luput dari kritik dan kontroversi, terutama menjelang akhir masa jabatannya.
Artikel ini akan mengulas secara komprehensif tentang Joko Widodo sebagai presiden ke-7 Indonesia. Kita akan menelusuri perjalanan hidupnya, kebijakan-kebijakan utama yang ia terapkan, serta dampak kepemimpinannya terhadap Indonesia. Secara khusus, kita juga akan membahas berbagai kontroversi yang muncul di akhir masa jabatannya, yang menjadi sorotan publik dan memicu perdebatan di berbagai kalangan, sebagaimana telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Selasa (24/9/2024).
* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Latar Belakang Joko Widodo
Joko Widodo lahir di Surakarta, Jawa Tengah, pada 21 Juni 1961. Pria yang akrab disapa Jokowi ini memulai karirnya sebagai pengusaha mebel sebelum akhirnya terjun ke dunia politik. Perjalanan politik Jokowi dimulai ketika ia terpilih sebagai Wali Kota Surakarta pada 2005. Kesuksesannya memimpin kota Solo kemudian mengantarkannya menjadi Gubernur DKI Jakarta pada 2012.
Kepemimpinan Jokowi yang dinilai berhasil di Jakarta akhirnya membawanya ke panggung politik nasional. Pada 2014, Jokowi terpilih sebagai presiden ke-7 Republik Indonesia, mengalahkan Prabowo Subianto dalam pemilihan presiden. Lima tahun kemudian, pada 2019, ia kembali terpilih untuk periode keduanya, kali ini berpasangan dengan K.H. Ma'ruf Amin sebagai wakil presiden.
Advertisement
Visi dan Misi Presiden ke-7
Sebagai presiden ke-7, Jokowi membawa visi untuk membangun Indonesia dari pinggiran, memperkuat daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan. Ia juga berkomitmen untuk meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan, serta melakukan revolusi karakter bangsa.
Dalam menjalankan visinya, Jokowi menetapkan beberapa misi utama, di antaranya:
1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah dan menopang kemandirian ekonomi.
2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan demokratis berlandaskan negara hukum.
3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim.
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera.
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.
6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional.
7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.
Kebijakan Utama Presiden ke-7
1. Pembangunan Infrastruktur
Salah satu fokus utama kepemimpinan Jokowi sebagai presiden ke-7 adalah pembangunan infrastruktur besar-besaran. Ia meyakini bahwa infrastruktur yang baik akan mempercepat pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan. Beberapa proyek infrastruktur besar yang diinisiasi di era Jokowi antara lain:
-
Pembangunan jalan tol trans Jawa dan trans Sumatera
Pembangunan bandara baru di berbagai daerah
Pembangunan pelabuhan dan revitalisasi pelabuhan existing
Pembangunan waduk dan bendungan untuk ketahanan air dan energi
Pembangunan pembangkit listrik untuk meningkatkan rasio elektrifikasi
2. Hilirisasi Industri
Kebijakan hilirisasi industri menjadi salah satu program unggulan presiden ke-7 ini, terutama di masa jabatan keduanya. Jokowi mendorong pengolahan bahan mentah menjadi produk bernilai tambah tinggi di dalam negeri, alih-alih mengekspor bahan mentah. Beberapa langkah yang diambil antara lain:
-
Larangan ekspor bijih nikel sejak 1 Januari 2020
Larangan ekspor bauksit sejak 11 Juni 2023
Rencana larangan ekspor tembaga mentah
Pembangunan smelter di berbagai daerah
Hasil dari kebijakan hilirisasi ini cukup signifikan. Nilai ekspor nikel, misalnya, meningkat drastis dari Rp 45 triliun pada 2015 menjadi Rp 520 triliun pada 2022.
3. Pengembangan Sumber Daya Manusia
Selain infrastruktur fisik, Jokowi juga memberikan perhatian besar pada pengembangan sumber daya manusia. Beberapa program yang dijalankan antara lain:
-
Peningkatan anggaran pendidikan
Program Kartu Indonesia Pintar untuk membantu siswa dari keluarga kurang mampu
Peningkatan kualitas pendidikan vokasi
Program pelatihan dan sertifikasi untuk meningkatkan keterampilan tenaga kerja
4. Reformasi Birokrasi
Sebagai presiden ke-7, Jokowi juga gencar melakukan reformasi birokrasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pemerintahan. Beberapa langkah yang diambil antara lain:
-
Penyederhanaan perizinan melalui sistem Online Single Submission (OSS)
Penghapusan dan penggabungan lembaga-lembaga yang dianggap tumpang tindih
Penerapan e-government untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas
5. Pemindahan Ibu Kota
Salah satu kebijakan kontroversial presiden ke-7 adalah rencana pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Kalimantan Timur. Jokowi berargumen bahwa pemindahan ini diperlukan untuk mengurangi beban Jakarta dan memeratakan pembangunan ke luar Jawa.
Advertisement