- Beranda » Liputan6 » Memahami Tekor: Definisi, Penyebab, dan Cara Mengatasinya Berita Viral Hari Ini Rabu 16 Oktober 2024
Memahami Tekor: Definisi, Penyebab, dan Cara Mengatasinya Berita Viral Hari Ini Rabu 16 Oktober 2024
Liputan6.com, Jakarta - Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar istilah "tekor" yang digunakan dalam berbagai konteks, terutama yang berkaitan dengan keuangan. Namun, apa sebenarnya makna dari kata ini dan bagaimana dampaknya terhadap kehidupan kita? Mari kita telusuri lebih dalam tentang konsep tekor, penyebabnya, dan cara mengatasinya.
Definisi Tekor
Tekor merupakan istilah yang berasal dari bahasa Jawa yang telah diadopsi ke dalam percakapan sehari-hari bahasa Indonesia. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), tekor didefinisikan sebagai kondisi kekurangan dalam hal pembayaran atau anggaran belanja. Secara lebih luas, tekor dapat diartikan sebagai keadaan di mana pengeluaran melebihi pemasukan, sehingga mengakibatkan kerugian atau defisit.
Dalam konteks bisnis, tekor sering digunakan untuk menggambarkan situasi di mana sebuah perusahaan mengalami kerugian finansial. Misalnya, kalimat "Perusahaan itu selalu tekor dari tahun ke tahun" menunjukkan bahwa perusahaan tersebut terus-menerus mengalami kerugian selama beberapa periode.
Penting untuk dipahami bahwa tekor bukan hanya masalah keuangan semata, tetapi juga dapat berdampak pada berbagai aspek kehidupan. Kondisi tekor dapat mempengaruhi kesejahteraan mental, hubungan sosial, dan bahkan prospek masa depan seseorang atau sebuah organisasi.
Dalam penggunaan sehari-hari, tekor sering digunakan dalam konteks informal atau percakapan kasual. Misalnya, seseorang mungkin mengatakan, "Bulan ini aku tekor nih, gaji belum cukup buat bayar tagihan." Ini menunjukkan bahwa istilah ini telah menjadi bagian dari kosakata umum yang digunakan untuk mengekspresikan kesulitan finansial.
Meskipun tekor umumnya dipandang negatif, penting untuk diingat bahwa kondisi ini bisa menjadi pembelajaran berharga. Pengalaman tekor dapat mendorong seseorang atau organisasi untuk mengevaluasi kembali strategi keuangan mereka dan mengambil langkah-langkah perbaikan yang diperlukan.
Advertisement
Penyebab Terjadinya Tekor
Kondisi tekor tidak terjadi begitu saja. Ada berbagai faktor yang dapat menyebabkan seseorang atau sebuah organisasi mengalami tekor. Memahami penyebab-penyebab ini sangat penting untuk mencegah dan mengatasi masalah keuangan. Berikut adalah beberapa penyebab umum terjadinya tekor:
-
Manajemen Keuangan yang Buruk: Salah satu penyebab utama tekor adalah ketidakmampuan dalam mengelola keuangan dengan baik. Ini bisa termasuk tidak membuat anggaran, tidak melacak pengeluaran, atau tidak memiliki rencana keuangan jangka panjang. Tanpa pemahaman yang jelas tentang arus kas, seseorang atau bisnis dapat dengan mudah terjebak dalam situasi di mana pengeluaran melebihi pemasukan.
Gaya Hidup yang Tidak Sesuai dengan Pendapatan: Seringkali, tekor terjadi karena seseorang hidup di luar kemampuan finansialnya. Ini bisa termasuk pembelian barang-barang mewah yang tidak terjangkau, kebiasaan berfoya-foya, atau mengikuti tren gaya hidup yang mahal tanpa mempertimbangkan konsekuensi finansialnya.
Hutang yang Tidak Terkendali: Penggunaan kartu kredit yang berlebihan atau pengambilan pinjaman tanpa perencanaan yang matang dapat menyebabkan akumulasi hutang yang sulit dikelola. Bunga yang tinggi dari hutang ini dapat dengan cepat menggerogoti pendapatan dan menyebabkan tekor.
Pendapatan yang Tidak Stabil atau Berkurang: Dalam dunia bisnis atau karir, fluktuasi pendapatan dapat menyebabkan tekor. Misalnya, penurunan penjualan dalam bisnis atau kehilangan pekerjaan dapat mengakibatkan pemasukan yang tidak mencukupi untuk menutupi pengeluaran rutin.
Biaya Tak Terduga: Kejadian tidak terduga seperti masalah kesehatan, kerusakan properti, atau kebutuhan darurat lainnya dapat menguras tabungan dan menyebabkan tekor jika tidak ada dana darurat yang disiapkan.
Kurangnya Pengetahuan Finansial: Ketidaktahuan tentang prinsip-prinsip dasar keuangan, seperti pentingnya menabung, investasi, atau cara mengelola risiko finansial, dapat menyebabkan keputusan keuangan yang buruk yang berujung pada tekor.
Faktor Eksternal: Terkadang, tekor dapat disebabkan oleh faktor-faktor di luar kendali individu atau bisnis, seperti krisis ekonomi, perubahan kebijakan pemerintah, atau bencana alam yang mempengaruhi pendapatan atau meningkatkan pengeluaran secara signifikan.
Investasi yang Tidak Bijaksana: Keputusan investasi yang terburu-buru atau tidak didasari penelitian yang cukup dapat mengakibatkan kerugian besar. Ini termasuk investasi dalam skema get-rich-quick atau menempatkan terlalu banyak uang dalam satu jenis investasi berisiko tinggi.
Ketidakmampuan Menyesuaikan dengan Perubahan: Dalam dunia bisnis, ketidakmampuan untuk beradaptasi dengan perubahan pasar, teknologi, atau preferensi konsumen dapat menyebabkan penurunan pendapatan yang berujung pada tekor.
Masalah Psikologis: Beberapa orang mungkin menggunakan pengeluaran berlebihan sebagai mekanisme koping untuk masalah emosional atau psikologis, yang dapat menyebabkan tekor jika tidak ditangani dengan tepat.
Memahami penyebab-penyebab ini adalah langkah pertama dalam mencegah dan mengatasi tekor. Dengan mengenali faktor-faktor yang berkontribusi pada masalah keuangan, individu dan organisasi dapat mengambil langkah-langkah proaktif untuk menghindari atau meminimalkan risiko tekor. Ini mungkin termasuk memperbaiki kebiasaan pengelolaan keuangan, meningkatkan pengetahuan finansial, atau mencari bantuan profesional ketika diperlukan.
Dampak Tekor pada Individu dan Bisnis
Kondisi tekor dapat memiliki dampak yang signifikan dan beragam, baik pada individu maupun bisnis. Pemahaman tentang konsekuensi ini penting untuk menyadari pentingnya menghindari situasi tekor dan mengambil tindakan cepat jika terjadi. Berikut adalah beberapa dampak utama dari tekor:
Dampak pada Individu:
Stres dan Kecemasan: Tekor seringkali menyebabkan tekanan mental yang berat. Kekhawatiran tentang bagaimana membayar tagihan atau memenuhi kebutuhan dasar dapat mengakibatkan stres kronis dan kecemasan.
Penurunan Kualitas Hidup: Keterbatasan finansial akibat tekor dapat memaksa individu untuk mengurangi pengeluaran pada aspek-aspek penting kehidupan seperti makanan bergizi, perawatan kesehatan, atau kegiatan rekreasi.
Masalah Hubungan: Tekanan finansial dapat menyebabkan ketegangan dalam hubungan keluarga atau pertemanan. Konflik tentang uang sering menjadi sumber perselisihan dalam rumah tangga.
Penurunan Kredibilitas Finansial: Tekor yang mengakibatkan keterlambatan pembayaran atau gagal bayar dapat merusak skor kredit, mempersulit akses ke pinjaman atau layanan finansial di masa depan.
Keterbatasan Peluang: Kondisi tekor dapat membatasi kemampuan seseorang untuk mengambil peluang seperti melanjutkan pendidikan, memulai bisnis, atau berinvestasi untuk masa depan.
Dampak pada Kesehatan: Stres finansial berkepanjangan dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik, meningkatkan risiko berbagai penyakit terkait stres.
Ketergantungan Finansial: Dalam kasus ekstrem, tekor dapat menyebabkan ketergantungan pada bantuan keluarga, teman, atau bahkan lembaga sosial.
Dampak pada Bisnis:
Kesulitan Operasional: Tekor dapat mengakibatkan kesulitan dalam memenuhi kewajiban operasional seperti pembayaran gaji, pembelian bahan baku, atau pembayaran sewa.
Penurunan Kualitas Produk atau Layanan: Keterbatasan dana dapat memaksa bisnis untuk mengurangi kualitas produk atau layanan, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan dan reputasi bisnis.
Kesulitan Ekspansi: Bisnis yang tekor akan kesulitan untuk berinvestasi dalam pertumbuhan atau ekspansi, membatasi potensi perkembangan jangka panjang.
Masalah Arus Kas: Tekor sering kali menyebabkan masalah arus kas yang dapat mengganggu operasi sehari-hari dan kemampuan untuk memenuhi kewajiban finansial.
Penurunan Moral Karyawan: Ketidakpastian finansial dalam bisnis dapat mempengaruhi moral dan produktivitas karyawan, terutama jika ada keterlambatan gaji atau ancaman PHK.
Hilangnya Kepercayaan Stakeholder: Supplier, investor, dan mitra bisnis mungkin kehilangan kepercayaan pada bisnis yang terus-menerus mengalami tekor, mempersulit akses ke kredit atau kerjasama di masa depan.
Risiko Kebangkrutan: Dalam kasus ekstrem, tekor yang berkelanjutan dapat mengakibatkan kebangkrutan, memaksa bisnis untuk menutup operasinya.
Dampak pada Inovasi: Keterbatasan sumber daya akibat tekor dapat menghambat kemampuan bisnis untuk berinovasi dan beradaptasi dengan perubahan pasar.
-
Kesulitan Operasional: Tekor dapat mengakibatkan kesulitan dalam memenuhi kewajiban operasional seperti pembayaran gaji, pembelian bahan baku, atau pembayaran sewa.
Penurunan Kualitas Produk atau Layanan: Keterbatasan dana dapat memaksa bisnis untuk mengurangi kualitas produk atau layanan, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan dan reputasi bisnis.
Kesulitan Ekspansi: Bisnis yang tekor akan kesulitan untuk berinvestasi dalam pertumbuhan atau ekspansi, membatasi potensi perkembangan jangka panjang.
Masalah Arus Kas: Tekor sering kali menyebabkan masalah arus kas yang dapat mengganggu operasi sehari-hari dan kemampuan untuk memenuhi kewajiban finansial.
Penurunan Moral Karyawan: Ketidakpastian finansial dalam bisnis dapat mempengaruhi moral dan produktivitas karyawan, terutama jika ada keterlambatan gaji atau ancaman PHK.
Hilangnya Kepercayaan Stakeholder: Supplier, investor, dan mitra bisnis mungkin kehilangan kepercayaan pada bisnis yang terus-menerus mengalami tekor, mempersulit akses ke kredit atau kerjasama di masa depan.
Risiko Kebangkrutan: Dalam kasus ekstrem, tekor yang berkelanjutan dapat mengakibatkan kebangkrutan, memaksa bisnis untuk menutup operasinya.
Dampak pada Inovasi: Keterbatasan sumber daya akibat tekor dapat menghambat kemampuan bisnis untuk berinovasi dan beradaptasi dengan perubahan pasar.
Memahami dampak-dampak ini menekankan pentingnya manajemen keuangan yang baik dan strategi pencegahan tekor. Baik untuk individu maupun bisnis, mengenali tanda-tanda awal tekor dan mengambil tindakan korektif segera dapat membantu menghindari konsekuensi jangka panjang yang lebih serius. Penting juga untuk mencari bantuan profesional, seperti konsultan keuangan atau penasihat bisnis, ketika menghadapi situasi tekor yang sulit diatasi sendiri.
Advertisement
Strategi Menghindari Tekor
Menghindari kondisi tekor memerlukan perencanaan yang matang dan disiplin dalam pengelolaan keuangan. Berikut adalah beberapa strategi efektif yang dapat diterapkan oleh individu maupun bisnis untuk menghindari tekor:
Strategi untuk Individu:
Membuat dan Mematuhi Anggaran: Langkah pertama dan paling penting adalah membuat anggaran yang realistis. Catat semua pemasukan dan pengeluaran, dan pastikan pengeluaran tidak melebihi pemasukan. Gunakan aplikasi atau spreadsheet untuk memudahkan pelacakan.
Membangun Dana Darurat: Siapkan dana darurat setara dengan 3-6 bulan pengeluaran. Ini akan membantu menghadapi situasi tak terduga tanpa harus berhutang.
Hidup Sesuai Kemampuan: Hindari gaya hidup yang melebihi kemampuan finansial. Bedakan antara kebutuhan dan keinginan, dan prioritaskan pengeluaran yang benar-benar penting.
Mengelola Hutang dengan Bijak: Jika memiliki hutang, buatlah rencana untuk melunasinya secepat mungkin. Prioritaskan pembayaran hutang dengan bunga tinggi dan hindari mengambil hutang baru yang tidak perlu.
Meningkatkan Pendapatan: Cari cara untuk meningkatkan pendapatan, seperti mengambil pekerjaan sampingan, meningkatkan keterampilan untuk promosi, atau memulai usaha kecil.
Investasi dan Tabungan: Alokasikan sebagian pendapatan untuk tabungan dan investasi. Mulailah dengan jumlah kecil dan tingkatkan secara bertahap.
Edukasi Finansial: Terus pelajari tentang manajemen keuangan personal. Baca buku, ikuti seminar, atau konsultasikan dengan ahli keuangan.
Asuransi yang Memadai: Miliki asuransi yang cukup (kesehatan, jiwa, properti) untuk melindungi diri dari risiko finansial besar.
Strategi untuk Bisnis:
Perencanaan Keuangan yang Ketat: Buat proyeksi keuangan yang realistis dan pantau secara teratur. Gunakan alat manajemen keuangan untuk melacak arus kas dengan akurat.
Diversifikasi Sumber Pendapatan: Jangan bergantung pada satu sumber pendapatan. Diversifikasi produk, layanan, atau pasar untuk mengurangi risiko.
Manajemen Biaya yang Efisien: Evaluasi dan kurangi biaya operasional yang tidak perlu. Negosiasikan dengan supplier untuk mendapatkan harga terbaik.
Pengelolaan Piutang yang Baik: Pastikan sistem penagihan piutang berjalan efektif untuk menjaga arus kas yang sehat.
Cadangan Modal: Simpan cadangan modal untuk menghadapi fluktuasi bisnis atau peluang investasi mendadak.
Analisis Pasar yang Berkelanjutan: Terus pelajari tren pasar dan perilaku konsumen untuk mengantisipasi perubahan dan menyesuaikan strategi bisnis.
Investasi dalam Teknologi: Gunakan teknologi untuk meningkatkan efisiensi operasional dan mengurangi biaya jangka panjang.
Manajemen Risiko: Identifikasi dan kelola risiko bisnis. Pertimbangkan asuransi bisnis untuk melindungi dari risiko besar.
Pelatihan Karyawan: Investasikan dalam pelatihan karyawan untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi.
Fleksibilitas dalam Model Bisnis: Bersikaplah fleksibel dan siap untuk menyesuaikan model bisnis sesuai dengan perubahan pasar.
-
Perencanaan Keuangan yang Ketat: Buat proyeksi keuangan yang realistis dan pantau secara teratur. Gunakan alat manajemen keuangan untuk melacak arus kas dengan akurat.
Diversifikasi Sumber Pendapatan: Jangan bergantung pada satu sumber pendapatan. Diversifikasi produk, layanan, atau pasar untuk mengurangi risiko.
Manajemen Biaya yang Efisien: Evaluasi dan kurangi biaya operasional yang tidak perlu. Negosiasikan dengan supplier untuk mendapatkan harga terbaik.
Pengelolaan Piutang yang Baik: Pastikan sistem penagihan piutang berjalan efektif untuk menjaga arus kas yang sehat.
Cadangan Modal: Simpan cadangan modal untuk menghadapi fluktuasi bisnis atau peluang investasi mendadak.
Analisis Pasar yang Berkelanjutan: Terus pelajari tren pasar dan perilaku konsumen untuk mengantisipasi perubahan dan menyesuaikan strategi bisnis.
Investasi dalam Teknologi: Gunakan teknologi untuk meningkatkan efisiensi operasional dan mengurangi biaya jangka panjang.
Manajemen Risiko: Identifikasi dan kelola risiko bisnis. Pertimbangkan asuransi bisnis untuk melindungi dari risiko besar.
Pelatihan Karyawan: Investasikan dalam pelatihan karyawan untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi.
Fleksibilitas dalam Model Bisnis: Bersikaplah fleksibel dan siap untuk menyesuaikan model bisnis sesuai dengan perubahan pasar.
Menerapkan strategi-strategi ini membutuhkan komitmen dan konsistensi. Penting untuk secara teratur mengevaluasi dan menyesuaikan strategi sesuai dengan perubahan situasi keuangan atau kondisi pasar. Baik individu maupun bisnis harus bersikap proaktif dalam mengelola keuangan mereka, tidak hanya bereaksi ketika masalah muncul.
Ingatlah bahwa menghindari tekor bukan hanya tentang mengurangi pengeluaran, tetapi juga tentang membuat keputusan finansial yang cerdas dan berinvestasi untuk masa depan. Dengan pendekatan yang seimbang antara penghematan, investasi, dan pertumbuhan, baik individu maupun bisnis dapat membangun fondasi keuangan yang kuat dan menghindari jebakan tekor.
Cara Mengatasi Kondisi Tekor
Ketika seseorang atau bisnis sudah terlanjur mengalami kondisi tekor, penting untuk mengambil tindakan segera dan terencana. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengatasi situasi tekor:
Untuk Individu:
Evaluasi Situasi Keuangan: Lakukan penilaian menyeluruh terhadap kondisi keuangan Anda. Buat daftar semua hutang, pengeluaran, dan sumber pendapatan.
Prioritaskan Pengeluaran: Identifikasi pengeluaran yang benar-benar esensial dan kurangi atau hilangkan pengeluaran yang tidak perlu.
Negosiasi dengan Kreditur: Jika Anda memiliki hutang, hubungi kreditur untuk menegosiasikan jadwal pembayaran yang lebih fleksibel atau kemungkinan restrukturisasi hutang.
Cari Sumber Pendapatan Tambahan: Pertimbangkan untuk mengambil pekerjaan paruh waktu atau freelance untuk meningkatkan pemasukan.
Jual Aset yang Tidak Diperlukan: Jika memungkinkan, jual barang-barang yang tidak esensial untuk mendapatkan dana tambahan.
Konsultasi dengan Ahli Keuangan: Pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan penasihat keuangan atau konselor kredit untuk mendapatkan saran profesional.
Buat Rencana Pelunasan Hutang: Susun strategi untuk melunasi hutang, mulai dari yang berbunga tinggi.
Tingkatkan Keterampilan: Investasikan waktu untuk meningkatkan keterampilan yang dapat meningkatkan prospek karir dan pendapatan Anda.
Untuk Bisnis:
Analisis Mendalam: Lakukan analisis mendalam terhadap keuangan bisnis, termasuk arus kas, struktur biaya, dan sumber pendapatan.
Restrukturisasi Operasional: Identifikasi area-area yang tidak efisien dan lakukan restrukturisasi untuk mengurangi biaya.
Negosiasi dengan Kreditor dan Supplier: Coba negosiasikan syarat pembayaran yang lebih menguntungkan dengan kreditor dan supplier.
Fokus pada Arus Kas: Prioritaskan peningkatan arus kas dengan mempercepat penagihan piutang dan mengelola persediaan dengan lebih efisien.
Diversifikasi Produk atau Layanan: Pertimbangkan untuk menambah lini produk atau layanan baru yang dapat meningkatkan pendapatan.
Cari Investor atau Mitra Strategis: Jika memungkinkan, cari investor baru atau mitra strategis yang dapat memberikan suntikan modal atau keahlian.
Konsultasi dengan Ahli Bisnis: Pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan konsultan bisnis atau ahli keuangan untuk mendapatkan perspektif dan saran profesional.
Evaluasi dan Sesuaikan Model Bisnis: Tinjau kembali model bisnis Anda dan lakukan penyesuaian jika diperlukan untuk meningkatkan profitabilitas.
Fokus pada Pelanggan Utama: Identifikasi dan fokus pada pelanggan yang paling menguntungkan untuk memaksimalkan pendapatan.
Pertimbangkan Restrukturisasi Hutang: Jika hutang menjadi beban berat, pertimbangkan untuk melakukan restrukturisasi hutang atau mencari pembiayaan ulang.
-
Analisis Mendalam: Lakukan analisis mendalam terhadap keuangan bisnis, termasuk arus kas, struktur biaya, dan sumber pendapatan.
Restrukturisasi Operasional: Identifikasi area-area yang tidak efisien dan lakukan restrukturisasi untuk mengurangi biaya.
Negosiasi dengan Kreditor dan Supplier: Coba negosiasikan syarat pembayaran yang lebih menguntungkan dengan kreditor dan supplier.
Fokus pada Arus Kas: Prioritaskan peningkatan arus kas dengan mempercepat penagihan piutang dan mengelola persediaan dengan lebih efisien.
Diversifikasi Produk atau Layanan: Pertimbangkan untuk menambah lini produk atau layanan baru yang dapat meningkatkan pendapatan.
Cari Investor atau Mitra Strategis: Jika memungkinkan, cari investor baru atau mitra strategis yang dapat memberikan suntikan modal atau keahlian.
Konsultasi dengan Ahli Bisnis: Pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan konsultan bisnis atau ahli keuangan untuk mendapatkan perspektif dan saran profesional.
Evaluasi dan Sesuaikan Model Bisnis: Tinjau kembali model bisnis Anda dan lakukan penyesuaian jika diperlukan untuk meningkatkan profitabilitas.
Fokus pada Pelanggan Utama: Identifikasi dan fokus pada pelanggan yang paling menguntungkan untuk memaksimalkan pendapatan.
Pertimbangkan Restrukturisasi Hutang: Jika hutang menjadi beban berat, pertimbangkan untuk melakukan restrukturisasi hutang atau mencari pembiayaan ulang.
Penting untuk diingat bahwa mengatasi kondisi tekor membutuhkan waktu dan kesabaran. Tidak ada solusi cepat, dan perbaikan biasanya terjadi secara bertahap. Konsistensi dalam menerapkan strategi yang telah dipilih sangat penting.
Selain itu, baik individu maupun bisnis harus belajar dari pengalaman tekor ini untuk mencegah terulangnya situasi serupa di masa depan. Ini mungkin termasuk memperbaiki kebiasaan pengelolaan keuangan, meningkatkan pemahaman tentang manajemen risiko, atau mengembangkan keterampilan baru dalam perencanaan keuangan.
Terakhir, jangan ragu untuk mencari dukungan, baik dari keluarga, teman, atau profesional. Mengatasi tekor bisa menjadi proses yang menantang secara emosional, dan memiliki sistem dukungan yang baik dapat membantu Anda tetap fokus dan termotivasi selama proses pemulihan.
Advertisement
Pentingnya Manajemen Keuangan yang Baik
Manajemen keuangan yang baik adalah fondasi utama untuk menghindari kondisi tekor dan mencapai stabilitas finansial. Baik untuk individu maupun bisnis, pengelolaan keuangan yang efektif dapat membuka jalan menuju kesuksesan jangka panjang. Berikut adalah beberapa aspek penting dari manajemen keuangan yang perlu diperhatikan:
1. Perencanaan Keuangan
Perencanaan keuangan melibatkan penetapan tujuan finansial jangka pendek dan jangka panjang, serta merancang strategi untuk mencapainya. Ini termasuk:
-
Membuat anggaran yang realistis dan terperinci
-
Menetapkan target tabungan dan investasi
-
Merencanakan untuk pengeluaran besar di masa depan
-
Mempersiapkan dana darurat
2. Pengelolaan Arus Kas
Mengelola arus kas dengan baik adalah kunci untuk menghindari tekor. Ini melibatkan:
-
Memantau pemasukan dan pengeluaran secara teratur
-
Memastikan pengeluaran tidak melebihi pemasukan
-
Mengatur jadwal pembayaran untuk menghindari keterlambatan