Oleh : Admin | on Jumat, 23 Oktober 2020 20:48


SUMUTkota.com - Sebanyak ratusan ton ikan Keramba Jaring Apung (KJA) di Danau Toba mati mendadak.
Kematian ratusan ton ikan KJA ini berdasarkan keterangan beberapa petani lokal yang merupakan pemilik KJA.
Niolando Naibaho, satu dari pemilik KJA, mengatakan, ikan di kereamba miliknya mati mendadak padahal sudah tiba waktunya untuk dipanen.
"Saya tidak menyangka ikan-ikan ini bakalan mati mendadak, padahal beberapa hari lagi sudah bisa dipanen untuk dijual ke pasar," terang Niolando saat ditemui SUMUTkota.com-Medan.com di Pangururan Samosir, Jumat (23/10/2020).
Menurut Niolando, ikan miliknya mulai mati mendadak sejak Selasa 20 Oktober 2020 lalu.
Demikian juga dengan milik penduduk lainnya di kawasan Kelurahan Si Ogung-Ogung, Tanjung Bunga, Pangururan.
Menurut Nio, sejauh ini dirinya dan warga lain telah merugi dan diperkirakan ikan yang mati mencapai hinga ratusan ton. "Ratusan ton juga," ujar Nio.
Pengamat Lingkungan dari Universitas Sumatera Utara (USU), Jaya Arjuna mengatakan bahwa penyebab kematian ratusan ton ikan KJA ini adalah karena kapasitas ikan di dalam KJA yang melampaui batas.
"Kejadian mati itu karena terlalu banyak di dalam satu keramba. Kajian yang sudah dilakukan itu menyebutkan dalam satu keramba hanya diperbolehkan sekitar 10 hingga 30 ton saja. Ini sudah melebihi sampai sepuluh kali lipat," ujar Jaya Saat dihubungi SUMUTkota.com, Jumat (23/10/2020).
"Dalam keramba itu kan ikan harus bernapas, belum lagi kotorannya yang menambah volume dalam keramba," imbuhnya.